Ahar Sulaiman, Ketua Tim Pemenangan Bakal Calon Gubernur-Wakil Gubernur Kepri HM Sani-Ahmad Dahlan menepis segala rumor mengenai kerenggangan hubungan pasangan Sani-Dahlan.

Dia menegaskan, sampai saat ini, hubungan Sani-Dahlan tetap langgeng. Ahar mengakui segala rumor tersebut tidak benar. Yang sungguh terjadi adalah Sani-Dahlan tetap mesra dan terus menjalin komunikasi menuju pemilihan gubernur (Pilgub) Kepri pada Desember 2015 mendatang.

“Sampai saat ini Pak Dahlan belum mengeluarkan pernyataan untuk membatalkan pasangannya dengan Pak Sani. Bahkan baru pada Kamis (4/6) lalu, kami duduk bersama keduanya untuk membicarakan rencana menghadapi Pilgub nanti,” jelas Ahar ketika dimintai tanggapan, Minggu (7/6/2015) malam.

Menurut Ahar, dalam pertemuan, tim pemenangan bersama Sani-Dahlan sama sekali tidak membicarakan tentang uang

Yang dibicarakan adalah ketetapan Dahlan berpasangan dengan Sani dan apa yang mesti dilakukan di waktu yang akan datang.

“Keuangan Partai Demokrat itu bukanlah urusan tim pemenangan. Lagi pula, pembicara tentang masalah keuangan akan melanggar undang-undang. Partai Demokrat tidak membicara soal uang yang harus diberikan Sani agar bisa maju melalui partai ini,” ungkap Ahar.

“Karena itu, kalau ada orang yang bicara soal uang yang harus diserahkan oleh Sani kepada Partai Demokrat, dia tidak mengetahui pembicaraan antara Pak Sani dengan Pak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Ketua Umum Partai Demokrat,” tegas mantan anggota DPRD Kepri dari Partai Persatuan Pembangunan tersebut.

Setelah menjelaskan semuanya, Ahar kemudian menyimpulkan beberapa jawaban untuk menanggapi beberapa rumor yang tengah beredar belakangan ini.

Dia menegaskan bahwa informasi mengenai kerenggangan Sani-Dahlan sama sekali tidak berdasar.

Dia juga memastikan bahwa isu tentang Sani dan Dahlan tidak jadi maju dalam Pilgub adalah tidak benar.

“Kami tahu, Pak Sani selalu mau diserang. Tapi kami tetap tenang. Kami selalu menganuti politik yang santun. Kami terus melakukan koordinasi dengan partai politik (Parpol) lain. Misalnya, Partai Demokrat, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Amanat Nasional, Partai Kebangkian Bangsa, Partai Gerakan Indonesia Raya dan bahkan Partai Golkar sendiri. Sebab, Pak Sani itu sebenarnya adalah orang Partai Golkar,” papar Ahar.

Seluruh tanggapan yang diberikan Ahar merupakan jawaban tim pemenangan Sani-Dahlan terhadap rumor yang beredar.

Beberapa rumor yang mencuat antara lain, Partai Demokrat meminta uang sebesar miliaran rupiah dari Sani sebagai bayaran untuk kendaraan politik yang dipakainya untuk Pilgub.

Rumor tersebut kemudian terarah pada isu yang menyatakan bahwa Sani batal maju dalam Pilgub karena tidak memiliki kendaraan partai. (tbn/ind)

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com