Purwakarta – Perhelatan pilkada di Purwakarta semakin hari semakin seru dan cukup banyak mendapat perhatian masyarakat. Hal ini terjadi karena bertarungnya dua kekuatan yang sama-sama dipandang memiliki kekuatan dan potensi menang. Namun demikian, karena belum jelasnya kepastian bakal pasangan calon mana yang memenuhi syarat menjadi peserta pilkada dan belum masuknya masa kampanye, diferensiasi antara kedua bakal paslon itu belum terlihat tegas. Yang justru terasa adalah nuansa kesamaannya yakni sama-sama mengklaim penerus pemerintahan sebelumnya. Klaim di kubu Anne – Aming karena Anne istrinya bupati, sehingga dikaitkan sebagai penerus. Sementara di kubu Padil Karsoma – Acep Maman klaimnya lebih masuk akal, karena Padil Karsoma sebelumnya menjabat sebagai sekretaris daerah, jabatan birokrasi tertinggi di Kabupaten Purwakarta.
Peneliti Stratakindo Research and Consulting, Rachmi Agnestia Maharani menyatakan diferensiasi antara dua pasangan calon yang bertarung biasanya akan terlihat dari visi misi dan program kerja yang nanti didebatkan. Pada kasus dimana ada dua pasangan yang sama-sama mengklaim sebagai pelanjut keberhasilan pemerintahan sebelumnya, bukti keterlibatan dalam program kerja yang berhasil bisa jadi bukti untuk klaim pelanjut itu. Hanya saja, Rachmi menambahkan, klaim pelanjut juga berisiko yakni pada program yang gagal atau tidak berhasil, bebannya akan ditimpakan.
Rachmi yang dihubungi media ini, Selasa, 23 Januari 2018 menjelaskan, dalam kasus istri bupati dan sekda berhadap-hadapan, sebenarnya yang diuntungkan adalah sekda. Bagaimanapun dari sisi pengalaman dalam pemerintahan dan mengurus hal ihwal soal kemasyarakatan, sekda jelas lebih berpengalaman. “Jadi pengalaman suami saat bekerja sebagai bupati tidak bisa diklaim sebagai pengalaman istri, beda sekali,” ujarnya.
Saat diminta membandingkan kekuatan kedua bakal pasangan calon, peneliti pilkada ini menyatakan data yang dimilikinya adalah hasil profiling. Pasangan Padil Karsoma – Acep Maman dari sisi bobot personal, pendidikan, kepemimpinan, pengalaman, jaringan dan kemampuan berkomunikasi jauh lebih baik dari bakal pasangan calon lainnya. Padil Karsoma adalah birokrat senior yang malang melintang puluhan tahun sebagai PNS atau ASN dan pernah menjabat berbagai jabatan penting dari termasuk beberapa kepala dinas dan terakhir sekda. Sementara Acep Maman adalah politisi dan menduduki posisi puncak sebagai ketua DPC PDI Perjuangan Purwakarta. Perpaduan birokrat dan politisi ini adalah ideal. “Dari profiling dua bakal paslon ini, Padil Karsoma – Acep Maman lebih unggul dari pasangan Anne – Aming. Anne adalah ibu rumah tangga, istri bupati. Sementara Aming pengusaha daerah, bahkan dari sisi pendidikan formal tercatat lulusan kejar paket. Tentu secara kasat mata kalau diperbandingkan jelas beda,” pungkasnya.