Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) secara keseluruhan pada kwartal pertama 2015 turun 0,18 persen dari tahun 2014. Namun, pertumbuhan ekonomi Kepri masih yang tertinggi di kawasan Sumatera.

Kepala cabang Bank Indonesia (BI) Kepri I Gusti Razial Eka mengatakan, pertumbuhan ekonomi Kepri sebesar 7,32 persen, sedangkan tahun ini di kwartal pertama mencapai 7,14 persen. “Provinsi Kepri masih yang nomor satu di kwartal pertama tahun ini di seluruh Sumatera,” ujar Gusti usai bertemu dengan Gubernur Kepri Muhammad Sani (HM Sani) di Gedung Daerah Kepri di Tanjungpinang, Jum’at (8/5) lalu.

Gusti mengatakan, penurunan perekonomian di Kepri terjadi di sektor industri pengolahan yang mengalami perlambatan. Sisi net ekspor Kepri juga mengalami perlambatan. Namun, dilihat dari sisi permintaan yang meningkat adalah dari konsumsi. “Dari segi sektoral masih dipicu oleh produksi pengolahan yang melambat terutama di Kota Batam,” katanya.

Terkait inflasi di Provinsi Kepri, menurut Gusti masih di bawah angka inflasi Nasional. Jika inflasi di Kepri mencapai 6,78 persen, maka inflasi nasional mencapai 6,79 persen. “Masih dibawah, meskipun bedanya memang tipis sekali,”terangnya.

Dibanding bulan sebelumnya yang sebesar 5,79 persen, inflasi bulan ini juga menunjukkan peningkatan. Pemicunya, kenaikan harga BBM di bulan April. “Faktor pemicu menaiknya inflasi ini adalah kenaikan harga BBM, sehingga harga ongkos angkutan meningkat. Tetapi untuk kelompok multiput dan konfilasi masih stabil,” ujarnya.

Kepa Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri Dumangat Hutauruk sebelumnya menyatakan, produksi industri manufaktur sedang dan besar di Provinsi Kepri pada triwulan pertama 2015 turun sebesar 5,33 persen dibanding triwulan keempat 2014. “Ditinjau dari year on year pada triwulan pertama 2015 juga terjadi penurunan produksi sebesar 9,50 persen dibanding kondisi satu tahun sebelumnya,” kata Dumangar Hutahuruk di Tanjungpinang, Selasa (5/4) lalu.

Dumagar mengatakan, produksi menurun pada triwulan pertama tahun ini disebabkan oleh penurunan produksi beberapa subsektor industri seperti produksi industri komputer, barang elektronik dan optik turun sebesar 4,87 persen dan produksi industri karet, barang dari karet dan plastik turun 5,02 persen. “Produksi peralatan listrik turun sebesar 9,68 persen,” katanya.

Sementara pertumbuhan industri manufaktur mikro kecil pada triwulan pertama 2015 naik 14, 32 persen dibanding triwulan pertama keempat 2014. Hal itu disebabkan pertumbuhan pada delapan subsektoral triwulan pertama 2015 dari 15 subsektor yang ada di Kepri. Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro keciltriwulan pertama 2015 dibandingkan triwulan pertama 2014 menunjukkan kenaikan sebesar 30,14 persen,” ujarnya.

Dumagar mengatakan, jenis-jenis industri yang termasuk tiga besar pertumbuhan tertinggi pada triwulan pertama 2015 adalah industri alat angkutan naik 14,32 persen, industri pakaian jadi naik 12,87 persen dan industri barang logam , bukan mesin dan peralatan naik 10,64 persen.

Jenis-jenis industri yang mengalami penurunan terbesar yakni industri kertas dan barang dari kertas sebesar 11,14 persen, industri pengelolaan lainnya turun 9,02 persen dan industri tekstil turun 8,3 persen. (sb/kk/ind)

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com