INDOPOLITIKA.COM- Aksi Mujahid 212, yang digelar pada Sabtu, (28/9) menuai kritikan tajam dari berbagai elemen masyarakat tanah air. Aksi tersebut tidak hanya melibatkan anak-anak, namun juga dituding hanya mencari sensasi# cari muka.

Guru Besar Ilmu Politik Universitas Airlangga Surabaya, Kacung Marijan, menilai aksi Mujahid 212 yang melibatkan ribuan orang ini, bukan bagian dari gelombang demonstrasi yang dilakukan oleh elemen mahasiswa sebelumnya. Aksi mereka lebih tepatnya disebut gerakan semangat Islamisme.

“Jadi saya kira mahasiswa tidak akan terjebak. Yang diperjuangkan juga beda (dari aksi mahasiswa),” kata Kacung di kampus Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, Jawa Timur, Sabtu,(28/9)

Kacung meyakini gelombang aksi yang dilakukan mahasiswa beberapa hari lalu murni dan tidak keluar dari tuntutan utamanya.

“Di mana-mana gerakan pasti selalu ada free rider (orang atau kelompok yang memanfaatkan situasi tanpa kontribusi, penunggang). Mau di negara manapun, free rider itu pasti ada. Jadi mereka hanya menumpang momentum, dipakai mengkritisi pemerintah dan DPR. Jadi soal waktunya saja,” ujar Kacung.

Disorot Warga Dunia Maya

Tangkapan layar komentar warganet

Aksi Mujahid 212 pada Sabtu, (28/9) meninggalkan banyak catatan. Beberapa diantaranya ada spanduk yang dibentangkan oleh massa dalam sebuah foto dinilai keliru.

Bersamaan dengan ramainya pembahasan spanduk tersebut, tagar #212CariMuka juga bergema di media sosial. Tagar tersebut bahkan memuncaki trending topic Indonesia.

tangkapan layar trending topik Twitter Indonesia

“Aturan ini ngatur agar Jokowi bisa mundur dari jabatannya karena rakyat sekarang sudah banyak yang enggak percaya lagi sama dia,” ujar salah satu peserta aksi yang enggan disebut namanya.

Diketahui, Ketetapan MPR nomor VI/MPR/2000 mengatur pemisahan TNI dan Polri. Berdasarkan keputusan ini, Polri secara resmi berdiri sendiri dan menjadi entitas yang terpisah dari militer. TAP MPR tersebut juga mengatur perubahan nama resmi militer Indonesia. Dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI).[asa]

 

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com