Aktivis Buruh Apresiasi Visi Indonesia 2045

Gambar Gravatar

Isu kesejahteraan seperti upah minimum, kesehatan, keamanan, dan keselamatan masih jadi sorotan utama

Diharapkan presiden mendatang mampu melindungi hak-hak buruh serta peduli terhadap kesejahteraan mereka. Buruh berharap ada perhatian terhadap upah minimum, kesehatan, keamanan, dan keselamatan dan juga masalah outsourcing.

Hal ini disampaikan Aktivis Serikat Buruh, Ahmad Tabri dalam sebuah diskusi di Jakarta, Kamis (17/04). Pada diskusi bertajuk “Konsolidasi Buruh untuk Pilpres 2014” itu, ia menyampaikan sejumlah isu yang menjadi aspirasi kaum buruh.

“Isu kesejahteraan seperti upah minimum, kesehatan, keamanan, dan keselamatan masih jadi sorotan utama. Begitu juga masalah outsourcing,” katanya.

Ia menilai, dari beberapa nama calon presiden semisal Prabowo, Aburizal Bakrie (ARB), dan Jokowi, pilihan buruh masih cukup beragam. Hal ini dikarenakan pemaparan visi misi calon presiden belum sepenuhnya menyentuh kesejahteraan buruh.

“Secara spesifik belum ada. Tapi secara global menyangkut kesejahteraan pekerja sudah ada yang angkat di kampanye kemarin,” ujarnya.

Tabri yang menjabat Kadiv Advokasi  & Litigasi Buruh pada sebuah organisasi Serikat Buruh  tersebut mencontohkan kampanye Aburizal Bakrie pada pemilu legislatif 9 April lalu. ARB sering mengemukan Visi Indonesia 2045: Negara Kesejahteraan. salah satunya terkait upaya mewujudkan pendapatan perkapita USS10 ribu sampai USS12 ribu pada satudasawarsa pertama.

“Kita apresiasi upaya tersebut. Apalagi itu disertai program peningkatan kreativitas dan produktivitas pekerja. Upaya itu masuk akal dan kita dukung,” imbuhnya.

Sementara itu, seorang mahasiswa yang juga buruh di sebuah pabrik yang hadir di acara tersebut, Harry Riatna mengemukakan, komunikasi politik calon presiden yang dinilai paling mendekati kepentingan buruh ada pada sosok ARB. Pasalnya, ARB paling getol menyuarakan isu kesejahteraan di tiap kesempatan.

“Istilah ‘negara kesejahteraan’ sekarang identik dengan Golkar dan ARB. Karena mereka punya visi itu dan mengampanyekannya. Jadi kita bisa nilai langsung,” kata Harry.

Sedangkan capres lain, lanjutnya, belum bisa ditangkap pandangan beserta visi misi dan progranya ke depan. “Jokowi bahkan belum punya visi misi. Hanya namanya saja yang diseret kesana kemari,” tandasnya.

Karena itu, pihaknya akan terus melakukan konsolidasi untuk memastikan pada siapa aspirasi buruh bisa dipercayakan. Meski sejauh ini suara buruh belum sepenuhnya bulat, dipastikan kaum buruh hanya akan memilih capres yang pro kesejahteraan buruh.

“Yang kita nilai adalah visi, misi, program beserta komitmennya. Jangan hanya ngomongnya pro buruh, pro rakyat kecil tapi malah sikapnya bertolak belakang,” pungkasnya. (mg/ip)

Bagikan:

Ikuti berita menarik Indopolitika.com di Google News


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *