INDOPOLITIKAMenteri Pertanian Jepang Taku Eto mengundurkan diri setelah kesalahannya dalam menerima beras gratis dari para pendukungnya memicu kemarahan publik di negara yang sedang mengalami kenaikan harga bahan pokok tersebut. 

Komentar Menteri Pertanian Jepang Taku Eto, yang oleh banyak orang Jepang dianggap tidak sesuai dengan realitas ekonomi, disampaikan dalam sebuah seminar hari Minggu untuk Partai Demokrat Liberal, yang memimpin pemerintahan minoritas yang sedang berjuang. 

“Saya tidak pernah membeli beras. Para pendukung saya memberi saya begitu banyak beras sehingga, di lumbung pangan di rumah saya, saya punya cukup beras untuk dijual,” kata Menteri Pertanian Jepang Taku Eto dalam sebuah pesta penggalangan dana Partai Demokrat Liberal yang berkuasa di Prefektur Saga pada hari Minggu, dikutip dari Japan Times.

Pada hari Senin, Eto mencoba menarik kembali komentarnya, dengan mengatakan bahwa ia telah melebih-lebihkan dan telah dikoreksi oleh istrinya. 

“Dia bilang ke saya kalau dia memang pergi beli beras kalau stok beras sumbangan kami habis,” kata Eto, sambil menambahkan, “keluarga kami kan tidak sepenuhnya hidup dari beras yang dihadiahkan kepada kami.” 

Namun partai oposisi memanfaatkan kontroversi tersebut, dan dilaporkan mengancam akan mengajukan mosi tidak percaya terhadap pemerintahan minoritas Ishiba. 

Pengakuan Taku Eto berujung kritik keras. Dan pada pada Rabu, (21/5/2025) Eto mengatakan kepada wartawan bahwa ia telah mengajukan pengunduran dirinya setelah ditegur perdana menteri. 

Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba kemudian menyampaikan dalam sidang majelis tinggi bahwa ia “menyetujui” pengunduran diri Eto. 

“Saya minta maaf kepada masyarakat Jepang” karena “adalah tanggung jawab saya untuk menunjuknya,” kata Ishiba, yang menyayangkan insiden tersebut. 

“Harga beras yang tetap tinggi bukanlah fenomena yang hanya terjadi sekali, tetapi merupakan fenomena struktural, menurut saya. Kita harus melakukan diskusi menyeluruh mengenai hal ini dan harga beras harus turun, tentu saja,” katanya. 

Junya Ogawa, sekretaris jenderal partai oposisi utama Partai Demokratik Konstitusional Jepang, mengkritik komentar Eto sangat tidak pantas, tidak relevan, dan tidak dapat ditoleransi. 

Setelah pengunduran dirinya, Ishiba menunjuk Shinjiro Koizumi sebagai pengganti Eto, mantan menteri lingkungan hidup yang paham media dan putra mantan perdana menteri yang populer Junichiro Koizumi . 

Ishiba berharap Koizumi, 44, akan menunjukkan “kepemimpinan yang kuat di tengah melonjaknya harga beras”. (Red)

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com