INDOPOLITIKA – Kedekatan yang terjalin antara dua mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dianggap sebagai langkah awal menuju rekonsiliasi politik yang lebih luas.
Analis komunikasi politik Hendri Satrio, atau Hensat, percaya bahwa momen ini bisa memberi dampak signifikan pada peta politik Indonesia ke depan.
Menurut Hensat, Presiden Prabowo Subianto, yang dulu menjadi pendukung awal perjalanan politik baik Ahok maupun Anies, kemungkinan besar akan menyambut baik hubungan mereka yang kini lebih dekat.
“Pak Prabowo pasti bangga. Dua orang yang pernah beliau bantu kini beriringan. Dulu Ahok itu kan dari Gerindra,” ujarnya dalam kanal YouTube miliknya pada Senin (27/1/2025).
Hensat bahkan meramalkan bahwa rekonsiliasi antara Ahok dan Anies Baswedan bisa menjadi awal dari rekonsiliasi lebih besar antara Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDIP, dan Prabowo Subianto.
“Saya rasa Bu Mega dan Pak Prabowo akan segera bertemu. Mungkin Pak Prabowo juga akan hadir di kongres PDIP nanti,” katanya.
Dia juga menilai rekonsiliasi politik ini dapat membuka peluang kerja sama lebih lanjut, termasuk kemungkinan Anies Baswedan dan Ahok bergabung dalam kabinet pemerintahan, jika mereka ditawari posisi menteri.
“Kalau Ahok sih nggak ada beban, pasti masuk ke pemerintahan Prabowo kalau ditawari, apalagi kalau Bu Mega mengizinkan,” ungkap Hensat.
Namun, Hensat menilai tantangan yang berbeda ada pada Anies, terkait bagaimana pendukungnya akan merespons jika Anies masuk ke kabinet.
“Kita tahu beliau adalah manusia politik, jadi kalau masuk kabinet, itu hal biasa. Tapi bagaimana respons pendukungnya, itu yang menarik,” jelasnya.
Hensat juga menyinggung soal isu reshuffle kabinet yang sedang hangat dibicarakan, terutama terkait posisi Menteri Dikti, Satryo Soemantri Brodjonegoro. “Posisi Dikti ini kan dulunya ‘rumah’ Mas Anies. Kalau ditawarkan, akankah beliau masuk lagi?” tanya Hensat.(Hny)
Tinggalkan Balasan