INDOPOLITIKA.COM Gubernur Sumsel Herman Deru menggelar Yasin , Tahlil dan doa bersama untuk almarhumah Hj Percha Leanpuri Binti H Herman Deru di Griya Agung Palembang, Minggu (22/8/2021) di Griya Agung Palembang.

Di mana yasinan itu sendiri dilaksanakan dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan (Prokes) khusunya memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun oleh pihak ahli musibah dikarenakan masih dalam kondisi Pandemi Covid-19.

Tampak sejumlah pejabat yang hadir seperti Wagub Sumsel Mawardi Yahya, Walikota Palembang Harnojoyo dan Bupati OKU Timur Lanozin Hamzah dan pejabat stakeholder yang ada. Selain itu takziah juga dilaksanakan secara virtual.

Dalam kesempatan itu, Gubernur Sumsel Herman Deru, mengucapkan terima kasih ke masyarakat se-Sumsel yang mendoakan Percha selama ini, baik mulai di rumah sakit hingga di peristirahatan terakhirnya.

“Saya yakin yang hadir malam ini untuk mendoakan almarhumah Percha dan menguatkan hati kami selaku keluarga besar yang ditinggalkan, bisa pasrah dan tabah,” kata Herman Deru.

Herman Deru sendiri mengenang sosok putrinya yang ia sayangi selama ini sebagai anugerah terindah yang diberikan Allah SWT meski dititipkan selama 35 tahunan.

“Titi (sapaan akrab Percha) familiar di lingkungan keluarga dan masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari saya panggil ndok atau Titi, tidak pernah kami panggil Percha. Dalam kesempatan ini kami bersyukur dititipi Allah SWT anak berharga di mata kami, tidak ada penyesalan di kami, tidak ada menyalahkan, dan kemarin saya sampaikam di pemakamam kami merasa sangat sebentar, seperti kemarin saja,” kenangnya.

Tak lupa mantan Bupati OKU Timur dua periode ini pun tak sungkan menyampaikan keistimewaan- keistimewan yang diberikan Allah SWT dari sosok Percha selama ini. Di mana sejak lahir menjadi pandangan semua orang.

“Percha sebagai anak belum pernah kena marah saya, karena tidak punya alasan saya untuk marah, sebelum dipanggil ia selalu berupaya untuk membuat orang tuanya bahagia, sebagai kakak belum pernah sekalipun saudaranya (adik) membantah, karena ia layak dipanuti adek- adeknya, apalagi ia adalah cucu baik keluarga Belitang maupun Palembang yang dirindukan dari kecil, mudah bergaul tidak membedakan strata seseorang, agama dan sebagainya,” jelasnya Herman Deru.

Dengan prestasi sebagai anggota parlemen termuda dan tercatat dalam sejarah pernah memimpin sidang sebagai anggota dewan termuda pada 2009, Deru mengenang almarhumah pribadi yang sangat bertanggung jawab. Hal itu ia buktikan kala mengandung ia tetap berusaha menyapa konstituennya di daerah.

“Hampir semua konstituennya merasa kehilangan dia. Menjadi tahu kenapa kami merasa sangat kehilangan kepergian Percha , tapi sampai saat ini fase yang berat bagi kami dan mulai beradaptasi tanpa Percha dan fase ini butuh waktu, fase ini butuh yang sangat ilmiah,” tandasnya.

Selain itu pihaknya menyampaikan keistimewaan Percha selama ini, dan bukan untuk menunjukkan kesombongan, jika sosok Percha bisa menjadi contoh adik- adiknya dan kaum perempuan lainnya di Sumsel. Dimana sejak kecil sudah bisa mandiri tanpa mengandalkan orang tuanya yang saat ini jadi Bupati OKUT.

“Tapi saya yakin, ini sudah ajalnya, ia tidak mengeluh ke masyarakat tapi tetap terus membalas keluhan masyarakat Sumsel lewat komunikasi yang ada hingga akhirnya ia tidak sadar dan meninggal. Tidak ada tanda- tanda meninggalnya selama ini, tapi mudah- mudahan sifat baiknya dapat terpelihara adik- adiknya dan para wanita yang bisa jadi mandiri,” pungkasnya. [dbm]

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com