Indopolitika.com – Pasangan calon presiden/calon wakil presiden (capres/cawapres) Prabowo Subianto- Aburizal Bakrie (ARB) bisa menjadi duet maut untuk mengalahkan capres PDIP Joko Widodo (Jokowi). Sebab duet ini seharusnya bisa segera dideklarasikan untuk memastikan kepada konstituennya.

Itu disampaikan Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah, Ciputat, Tangerang Selatan, Prof Dr Yusron Razak, Kamis (8/5). “Saya yakin hanya duet Prabowo – ARB yang bisa memberikan perlawanan terhadap Jokowi,” papar Yusron.

Ia menilai duet Prabowo – ARB juga akan membuat peta politik Pemilu Presiden (Pilpres) 2014 hanya akan memunculkan dua pasangan capres/cawapres. Namun, peta politik tersebut akan berubah kalau Prabowo tidak berpasangan dengan ARB, tapi dengan Ketua Umum PAN Hatta Rajasa, sehingga akan muncul tiga pasangan capres/cawapres.

“ARB akan mencari partai politik (parpol) yang bisa diajak untuk berkoalisi untuk mengusungnya sebagai capres. Namun, sampai kini belum ada tanda-tanda ARB mendapatkan teman koalisinya. Sebab itu,  sebaiknya saran saya agar ARB mau berduet dengan Prabowo,” papar Yusron.

Menurutnya, jika pasangan Prabowo-ARB terjadi maka akan ada perlawanan terhadap Jokowi. Secara kalkulasi perolehan suara hasil Pemilu Legislatif (Pileg) kedua partai (Partai Golkar dan Gerindra) ini mencapai 25 persen, dan ditambah partai lainnya seperti PKS, dan lainnya sehingga menjadi kekuatan besar.

“Saya berharap cukup dua pasangan pada pilpres nanti antara pasangan Prabowo-ARB versus Jokowi, sehingga masyarakat tidak perlu banyak pilihan, cukup dengan dua pasangan capres/cawapres yang bertarung. Namun, kalau Prabowo berduet dengan Hatta maka kemungkinan akan muncul tiga pasangan capres/cawapres. Saya menilai pasangan duet Prabowo-Hatta tidak sedasyat duet Prabowo-ARB,” terang Yusron.

Sedangkan pengamat politik Ikrar Nusa Bakti menilai, Ketua Umum PAN Hatta Rajasa memiliki nilai yang tinggi di mata Partai Gerindra. Oleh sebab itu, kemungkinan kandidat dari tokoh lain seperti Aburizal Bakrie dari Golkar, Pramono Edhie dari Demokrat, memiliki peluang yang tipis mendampingi Prabowo Subianto sebagai calon wakil presiden.

“Partai Demokrat tidak nyaman dengan Golkar, kelebihannya Pramono jadi cawapres Prabowo, itu juga hampir tidak mungkin karena Hatta Rajasa cawapres paling tinggi nilainya d mata Gerindra ketimbang yang lain,” kata Ikrar (pk/ind)

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com