INDOPOLITIKA – Sebanyak 15 bendera dipasang sebagai papan peringatan di beberapa pantai di Gunungkidul yang memiliki lokasi berbahaya seperti palung atau rip current.
Diharapkan pemasangan ini dapat memberikan tanda bagi pengunjung agar tidak bermain di area yang berisiko.
Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah 2 di Pantai Baron, Marjono, mengungkapkan bahwa bendera berwarna merah dengan tulisan “Daerah Berbahaya dan Dilarang Berenang” telah dipasang pada Minggu (2/2/2025).
“Sudah kita pasang dan total ada 15 bendera yang dijadikan peringatan kepada pengunjung agar tidak bermain di area berbahaya,” ujar Marjono, Senin (3/2/2025).
Marjono menjelaskan bahwa setiap pantai hanya dipasang satu bendera. Beberapa pantai yang dipasang bendera peringatan antara lain Pantai Poktunggal, Sundak, Slili, Krakal, Pantai Drini, Sepanjang, Kukup, Nguyahan, dan Ngobaran.
“Lokasi bendera yang dipasang berada di area yang ada palungnya atau rip current,” tambahnya.
Pemasangan bendera ini merupakan upaya antisipasi untuk mengurangi risiko kecelakaan laut, salah satunya untuk mencegah kejadian seretnya belasan pengunjung yang menyebabkan empat orang meninggal.
“Kami terus berupaya mengurangi risiko kecelakaan laut. Selain memasang papan peringatan, juga sering menegur pengunjung secara langsung saat bermain di area berbahaya,” ujar Marjono.
Surisdiyanto, Sekretaris Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah 2 di Pantai Baron, menjelaskan bahwa sejak lima tahun terakhir mereka bekerja sama dengan UGM untuk meneliti fenomena rip current.
“Rip current hampir ditemui di setiap pantai di Gunungkidul. Kondisinya pun berbeda-beda, tapi area yang paling berbahaya berada di Pantai Drini,” katanya.
Upaya antisipasi, seperti mengingatkan pengunjung melalui pengeras suara untuk menjauhi area berbahaya, sudah dilakukan di setiap pantai.
Meski demikian, pengunjung sering kali kurang memperhatikan peringatan tersebut, yang sering mengakibatkan kecelakaan laut, seperti terseret arus ke tengah laut.
“Memang ada pengunjung yang ngeyel dan tetap nekat bermain di area berbahaya,” kata Surisdiyanto.
Surisdiyanto juga memberikan tips kepada pengunjung yang terseret arus rip current agar tidak panik.
“Beda kalau langsung akan melawan arus dengan berenang menuju ke pinggir, malahan bisa kelelahan dan terseret. Baiknya, saat terseret mengikuti arus dan saat ke tengah kekuatannya memudar bisa dimanfaatkan berenang ke pinggir dengan mengindari lokasi rip current,” ujarnya.
Pemasangan bendera sebagai peringatan ini juga dilakukan secara rutin karena bendera yang dipasang tidak bertahan lama.
“Paling bertahan dua bulan. Kalau rusak, kami ganti yang baru. Bendera mudah rusak karena air laut dan terik matahari,” ujar Marjono.(Hny)
Tinggalkan Balasan