Politisi Partai Golkar, Bambang Soesatyo, mengatakan, pencapresan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie alias Ical sudah final. Pencapresan itu, menurut dia, tidak mungkin dibatalkan, kecuali Ical sendiri yang melakukannya.
“Itu tidak mungkin diubah, kecuali Aburizal yang menyampaikan sendiri kalau dia tidak mau lagi menjadi capres,” kata Bambang dalam sebuah diskusi di Cikini, Jakarta, Jumat (22/4/2014).
Oleh karena itu, kata Bambang, Golkar saat ini terus fokus untuk mencari pasangan calon wakil presiden yang tepat bagi Ical. Jika masih ada pembicaraan mengenai evaluasi pencapresan Ical, Bambang berani menyimpulkan kalau itu merupakan manuver pribadi, bukan sebuah keputusan partai.
“Jadi, saya pastikan tidak ada evaluasi,” ujarnya.
Mengenai pasangan cawapres untuk Ical, tambah Bambang, akan ditentukan bersama parpol koalisi nantinya. Dia menyadari, pihaknya tidak mungkin mengusung cawapres dari internal Golkar karena suara Golkar yang tidak signifikan dalam pemilu legislatif kemarin jika melihat hasil hitung cepat.
Undang-undang pilpres mengatur pasangan capres dan cawapres diusung oleh parpol atau gabungan parpol yang mendapatkan 20 persen kursi DPR atau 25 persen suara sah nasional. Sementara perolehan suara Golkar di pemilu legislatif, berdasarkan hasil hitung cepat, hanya sekitar 14 persen.
“Yang pasti cawapres kita akan berasal dari eksternal,” ujar anggota Komisi III DPR itu.
Namun, Bambang mengaku tak mempermasalahkan jika nantinya ada politisi Golkar yang maju menjadi cawapres berpasangan dengan capres dari partai lain. Dia meyakini, hal tesebut tak akan memecah suara Golkar.
“Silakan saja, misalnya Pak JK (Jusuf Kalla) sudah disebut sebagai cawapres Jokowi tidak apa-apa. Itu berarti Golkar punya banyak tokoh potensial, kan,” ujarnya. (trb/in/pol)