INDOPOLITIKA – Banjir besar melanda 14 desa di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, sejak Rabu (22/1) pukul 05.00 WIB. Peristiwa ini menyebabkan 20.549 jiwa terdampak, dengan 500 orang di antaranya harus mengungsi.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan bahwa banjir ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk hujan dengan intensitas sangat tinggi yang merata di wilayah Kabupaten Mempawah, pasang air laut (rob), limpasan banjir dari Kabupaten Landak, serta sistem drainase yang kurang memadai. Kondisi tersebut mengakibatkan genangan air setinggi 50–100 sentimeter.
“Sebanyak 14 desa di lima kecamatan terdampak, yaitu Kecamatan Mempawah Timur, Toho, Sungai Pinyuh, Sadaniang, dan Mempawah Hilir,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangannya pada Senin (27/1/2025).
“Data menunjukkan 20.549 jiwa terdampak, dengan 500 orang mengungsi. Selain itu, sekitar 5.537 unit rumah juga terendam,” tambahnya.
Abdul Muhari, yang akrab disapa Aam, menjelaskan bahwa BPBD Kabupaten Mempawah telah melakukan evakuasi terhadap warga terdampak, terutama kelompok rentan seperti lansia.
Warga yang sakit, ibu hamil, dan balita mendapat bantuan dari otoritas daerah setempat.
Bantuan logistik disalurkan, dapur umum didirikan di beberapa lokasi, dan sarana evakuasi seperti perahu karet disediakan melalui koordinasi lintas Organisasi Perangkat Daerah terkait.
Selain itu, penanganan kesehatan dilakukan dengan mendirikan posko kesehatan dan menyediakan layanan kesehatan keliling yang melibatkan tenaga medis dari Puskesmas setempat. Untuk kasus penyakit serius, akses rujukan ke RSUD dr. Rubini Mempawah juga disiapkan.
Pemerintah Kabupaten Mempawah telah menetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Banjir dan Tanah Longsor melalui Keputusan Bupati Mempawah Nomor 300.2/28/BPBD/2025 tertanggal 24 Januari 2025.
Keputusan ini menetapkan langkah darurat untuk penanganan bencana banjir dan tanah longsor di Kabupaten Mempawah tahun 2025. (Rzm)

Tinggalkan Balasan