INDOPOLITIKA – Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka meninjau lokasi bencana banjir dan longsor di Sukabumi, Jawa Barat, pada Jumat pagi (6/12/2024).

Selain itu, Wapres Gibran berencana menggelar pertemuan dengan pihak-pihak terkait di Balai Desa Cikembar guna mempercepat upaya penanganan bencana.

Dalam kesempatan tersebut, Wapres Gibran turut didampingi oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto.

“Kami sedang dalam perjalanan, dan lokasi pertemuan sementara berada di Balai Desa Cikembar,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.

Bencana longsor dan banjir Sukabumi telah mengakibatkan dua orang meninggal dunia, dengan total 243 jiwa terdampak.

BNPB melaporkan bahwa 96 jiwa dari 46 kepala keluarga (KK) harus mengungsi ke lokasi yang lebih aman. Sementara itu, tujuh KK atau 19 jiwa lainnya masih berada di wilayah rawan longsor dan banjir.

“Sebanyak 243 jiwa tercatat terdampak, dengan 46 KK (96 jiwa) mengungsi. Selain itu, tujuh KK (19 jiwa) masih berada di daerah rawan,” ujar Abdul Muhari.

Kerugian material yang dilaporkan meliputi kerusakan 36 unit rumah dengan kategori rusak ringan, tiga unit rumah rusak sedang, dan satu unit rumah rusak berat. Selain itu, sekitar 10 rumah terendam banjir.

“Enam fasilitas umum, seperti jalan dan jembatan, mengalami kerusakan atau terputus, sehingga menghambat akses transportasi dan distribusi bantuan di wilayah terdampak,” tambah Aam.

Aam menjelaskan bahwa bencana banjir dan longsor telah berdampak pada 22 kecamatan di Kabupaten Sukabumi dengan tingkat kerusakan yang bervariasi. Kecamatan yang mengalami dampak terparah meliputi Ciemas, Palabuhanratu, dan Simpenan.

“Banjir dan longsor terjadi hampir di setiap kecamatan, termasuk di wilayah yang sebelumnya dianggap aman,” ungkapnya.

Aam menambahkan bahwa saat ini BPBD Kabupaten Sukabumi tengah melakukan assessment untuk mengidentifikasi tingkat kerusakan serta kebutuhan mendesak di wilayah terdampak.

“Prioritas utama adalah memastikan evakuasi warga yang masih berada di lokasi-lokasi rawan longsor,” jelasnya.

“Selain itu, pemulihan infrastruktur, seperti jalan dan jembatan yang terputus, menjadi prioritas penting untuk memulihkan aksesibilitas dan mendukung proses pemulihan kehidupan masyarakat terdampak,” tutupnya. (Rzm)

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com