INDOPOLITIKA.COM – Ledakan bom bunuh diri di Masjid Pakistan kembali terjadi. Kali ini korban jiwa bahkan mencapai puluhan orang dan puluhan lainya menderita luka.
Bom bunuh diri itu terjadi di sebuah kompleks keamanan di kota Peshawar, Pakistan barat laut, menurut pihak berwenang.
Muhammed Asim, juru bicara Rumah Sakit Lady Reading di Peshawar, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa 83 orang telah meninggal dan puluhan lainnya masih dirawat di rumah sakit.
Siddique Khan, seorang pejabat polisi, mengatakan bahwa penyerang meledakkan dirinya sendiri di tengah-tengah jamaah. Pihak berwenang mengatakan 27 dari korban tewas adalah polisi.
Sarbakaf Mohmand, seorang komandan Taliban Pakistan (Tehreek-e-Taliban, atau TTP), awalnya mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut melalui Twitter.
Namun beberapa jam kemudian, juru bicara TTP Mohammad Khurasani menjauhkan kelompok tersebut dari pengeboman, dengan mengatakan bahwa bukan kebijakannya untuk menargetkan masjid, seminari, dan tempat-tempat keagamaan. Ia tidak menjelaskan mengapa seorang komandan TTP mengklaim bertanggung jawab atas pengeboman tersebut.
“Tehreek-e-Taliban tidak ada hubungannya dengan serangan ini,” demikian pernyataan TTP.
Masjid ini terletak di dalam kompleks yang sangat dibentengi yang mencakup markas besar kepolisian provinsi dan departemen kontraterorisme.
Pihak berwenang mengatakan bahwa sebagian bangunan runtuh dan banyak orang dikhawatirkan terjebak di bawah reruntuhan.
Kepala Polisi Peshawar, Muhammad Ijaz Khan, mengatakan dalam sebuah pernyataan yang disiarkan di televisi bahwa kapasitas aula utama masjid tersebut hampir mencapai 300 orang dan “hampir penuh” saat ledakan terjadi.
Masjid ini berada di dalam Garis Polisi Peshawar, sebuah area yang merupakan bagian dari zona merah kota di mana terdapat sejumlah instalasi pemerintah yang penting, termasuk Gedung Ketua Menteri, Gedung Gubernur, dan gedung majelis provinsi Khyber Pakhtunkhwa.
Kamal Hyder dari Al Jazeera, yang melaporkan dari Islamabad, mengatakan bahwa “pelaku bom bunuh diri [dilaporkan] duduk di barisan depan salat berjamaah di dalam masjid”.
Shahid Ali, seorang polisi yang selamat dari serangan tersebut, mengatakan bahwa ledakan terjadi beberapa detik setelah salat dimulai.
“Saya melihat asap hitam membumbung tinggi ke langit. Saya berlari keluar untuk menyelamatkan diri,” kata pria berusia 47 tahun itu kepada kantor berita AFP.
“Teriakan orang-orang masih terngiang di benak saya,” tambahnya. “Orang-orang berteriak minta tolong.”
Perdana Menteri Shehbaz Sharif mengutuk pengeboman tersebut sebagai “serangan terhadap Pakistan”.
Dia menjanjikan “tindakan tegas” terhadap mereka yang berada di balik serangan tersebut. [Red]