Calon Wakil Presiden (Cawapres) yang akan dipasangkan dengan Calon Presiden (Capres) PDIP Joko Widodo (Jokowi) masih teka-teki. Akan tetapi, saat ini nama cawapres Jokowi sudah mengerucut menjadi tiga nama. Sayang, Jokowi belum mau buka suara tentang tiga nama tersebut. Santer terdengar tiga nama yang mengerucut itu berinisial JK, AS, dan RR.
“Sudah mengerucut dari 5 menjadi 3 nama. Tapi belum bisa disebutkan. Secepatnya. Kita terbuka bekerja sama dengan siapa pun tidak ada masalah,” kata Jokowi yang baru tiba di kediamannya di Jl Taman Suropati, Jakarta Pusat, Minggu (20/4/2014).
Namun Jokowi belum mau memastikan kapan cawapresnya bakal diumumkan.
“Belum… Belum..,” elak Jokowi.
Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristianto, menyatakan pendamping Jokowi tentu saja berkriteria khusus. Sampai saat ini masih dalam proses seleksi ketat. PDIP, Kata Hasto, mempertimbangkan beberapa nama antara lain Ketua KPK, Abraham Samad, mantan KSAD, Ryamizard Ryacudu, dan sejumlah nama lainnya.
“Ada nama Abraham Samad, Ryamizard, dan lainnya,” jelas Hasto, Kamis (17/4).
Nama JK juga masuk dalam bursa cawapres. Mantan wapres yang kini berusia 72 tahun itu juga dipertimbangkan.
Senada dengan Hasto, Wasekjend PDIP lainnya Eriko Sotarduga mengatakan nama Abraham Samad memang merupakan salah satu orang yang dipertimbangkan partainya untuk mendampingi Jokowi.
Menurutnya hal itu dilakukan agar PDIP menemukan orang terbaik sebagai cawapres pendamping Jokowi.
“Karenanya kita masih menginventarisir semuanya termasuk Samad,” katanya di Jakarta, Rabu (16/4/2014).
Ia menyatakan yang pasti cawapres pasangan Jokowi haruslah yang berani dalam memberantas korupsi. Agar siapapun yang terlibat nantinya harus ditindak. Hal ini, menurut Eriko, membuat PDIP mempertimbangkan Abraham Samad sebagai pendamping Jokowi.
Mengerucutnya tiga nama cawapres Jokowi, yaitu inisial JK, AS, dan RR, pengamat politik dari Konsep Indonesia (KonsepIndo) Budiman menilai PDIP dalam menentukan cawapres Jokowi memang sangat hati-hati.
Seperti tidak masuknya nama Mahfud MD dalam tiga nama itu, Budiman menjelaskan, kemungkinan disebabkan Mahfud MD sudah melakukan deal politik dengan Aburizal Bakrie meskipun belum final.
“Mungkin karena santer pemberitaan ARB sudah deal dengan MMD, jadi wajar kalau tidak masuk. PDIP tak mungkin mau berebut cawapres dengan Golkar,” ujar Budiman. (red/ip)