INDOPOLITIKA – Seorang kandidat wali kota di Texistepec, negara bagian Veracruz, dibunuh selama kampanye yang disiarkan langsung. Sejauh ini, polisi belum memastikan motifnya.
Yesenia Lara Gutierrez, 49 tahun, kandidat wali kota Texistepec, negara bagian Veracruz, ditembak mati saat berkampanye di jalan-jalan Texistepec pada malam 11 Mei.
Saat kandidat wali kota Texistepec Yesenia Lara Gutierrez melambaikan tangan kepada para pendukungnya di kota berpenduduk 20.000 orang itu, suara tembakan tiba-tiba terdengar, mengalahkan sorak-sorai.
Rekaman video langsung dari rapat umum kampanye menunjukkan kekacauan saat orang-orang berlarian mencari perlindungan. Sekitar 20 tembakan terdengar, dengan media lokal melaporkan sedikitnya tiga tembakan dilepaskan, tiga tewas dan tiga terluka.
Lara adalah kandidat wali kota kedua yang dibunuh tahun ini di Veracruz, wilayah yang menyelenggarakan pemilihan wali kota di lebih dari 200 kota pada tanggal 1 Juni. Suami Lara, Enrique Aruguelles, mantan anggota dewan kota Texistepec, ditembak mati pada tahun 2022.
Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum mengatakan pada tanggal 12 Mei 2025 bahwa pejabat negara bagian Veracruz sedang mengarahkan penyelidikan atas pembunuhan Lara.
“Kami belum tahu motifnya,” katanya dalam jumpa pers harian.
Texistepec terletak sekitar 200 km di tenggara kota pelabuhan Veracruz. Gubernur Veracruz Rocio Nahle Garcia mengutuk serangan itu dan berjanji tidak akan menoleransi pelakunya.
“Tidak ada jabatan atau posisi yang sepadan dengan nyawa manusia,” tulisnya di media sosial, seraya menyebut pembunuhan itu “pengecut.”
Pembunuhan Lara menyoroti masalah kekerasan elektoral di Meksiko, di mana pemilu nasional tahun lalu menyebabkan serangkaian pembunuhan kandidat.
Tahun lalu, seorang kandidat wali kota ditikam sampai mati di negara bagian Tamaulipas saat menyapa orang-orang di jalan, dan dua lainnya ditembak mati saat berkampanye di negara bagian Guerrero dan Guanajuato.
Para ahli mengatakan, kejahatan terorganisasi sering kali berupaya mengendalikan wali kota setempat, yang bertanggung jawab atas kepolisian, anggaran, dan investasi publik.
David Shirk, seorang ilmuwan politik di Universitas San Diego, mengatakan bahwa wali kota dan kandidat wali kota sering menjadi sasaran kelompok kejahatan terorganisir untuk “pengaruh dan perlindungan.”
Menurut laporan tentang kekerasan politik yang diterbitkan pada bulan Mei, firma konsultan Meksiko Integralia mengatakan organisasi kriminal sering kali berupaya mengintimidasi dan menentang kandidat untuk memengaruhi hasil pemilu.
“Kegiatan penculikan dan intimidasi berfungsi sebagai mekanisme kontrol teritorial dan ekonomi,” simpul laporan tersebut. (Red/ LA Times)
Tinggalkan Balasan