Capres Aburizal Bakrie Diapresiasi Pelajar

Gambar Gravatar

Menjelang pemungutan suara Pilpres beberapa bulan mendatang, hawa politik makin menghangat. Hal sama menerpa kalangan pelajar khususnya para pemilih perdana yang jumlahnya tidak sedikit. Bagi mereka ini adalah pengalaman pertama menggunakan hak untuk memilih presiden.

Siti Muflihah, anggota Pelajar Islam Indonesia di Jakarta menyatakan semestinya para pelajar menjadi target dari kandidat presiden. “Kami ini pemilih pemula, belum tahu apa-apa, harusnya kepada kamilah para kandidat banyak menyapa,” ujarnya.

Muflihah menjelaskan pengalamannya pada pemilu legislatif  yang baru saja usai, ia dan banyak kawannya bingung harus memilih partai apa dan calon anggota legislatif siapa. “Saya dan kawan-kawan bingung mau coblos apa, perasaan partai-partai itu sama saja, apalagi calegnya. Lebih bingung lagi ketika mencoblos DPD,” demikian jelas Muflihah.

Berpijak pada pengalaman itu seharusnya para pelajar dibidik dan dididik. “Civic education atau voters education idealnya diintensifkan untuk kalangan pemilih perdana ini,” jelas Budi Saifulloh dari Center For Civic Education (CEdu) Jakarta.

Budi menjelaskan, kalangan pelajar khususnya usia SMU atau mahasiswa semester awal jumlahnya tidak sedikit. Pemilu seharusnya menjadi ajang yang menarik bagi mereka karenanya menjadikan mereka sebagai target kampanye mendidik menjadi penting. “Jangan hanya mereka dipandang kemudian disuguhi musik atau berjoget ria di lapangan, kegiatan begitu apa manfaatnya buat mereka,” terang Budi.

Issue memberdayakan pemilih perdana ini disambut baik para politisi dan aktivis partai. Mereka mengaku telah menggarap kalangan ini secara serius. “Lihat saja partai kami, pendidikan untuk kalangan ini serius digeluti bahkan sejak mereka masuk SMU. Kami membina mereka dalam organisasi-organisasi rohani pelajar,” demikian ungkap Ramlan aktivis PKS di Tangerang.

Hal sama diumbar Ahmad Fuad aktivis Partai Golkar. Fuad menjelaskan ketua umum Golkar Aburizal Bakrie selalu menemui para pelajar di manapun di seluruh Indonesia. “ARB selalu memberi motivasi, malah dalam kapasitasnya sebagai tokoh nasional, kepada para pelajar itu. ARB berikan mereka buku motivasi, membagi pengalaman jatuh bangun di dunia usaha maupun bidang hidup lainnya,” demikian urai Fuad.

Kehadiran ARB dalam berbagai kesempatan road show di berbagai daerah tersebut dipandang sebagai Civic education. “Saya kira bisa dikatakan begitu, karena para pelajar bahkan yang di kampung bisa langsung bertahap muka, berdialog dan saling menyapa dengan tokoh nasional bahkan calon presiden dari sebuah partai besar,” jelas Kholis Ridho, Peneliti Konsep Indonesia (Konsepindo).

“Tentu ada kecurigaan dipandang sebagai kampanye, tetapi bagi para pelajar, bertemu dan bisa bertanya langsung kepada calon presiden itu kesempatan langka,” ujar Kholis. (ris/ip)

Bagikan:

Ikuti berita menarik Indopolitika.com di Google News


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *