JAKARTA – Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko menerima audiensi dengan para Gus Nahdlatul Ulama (NU) di Bina Graha pada Rabu (03/07). Dalam audiensi tersebut para Gus menyampaikan kekawatiran terkait fenomena radikalisme yang secara perlahan mulai memasuki lingkungan sekolah, pesantren bahkan universitas. “Sudah banyak sekolah, masjid-masjid kampus bahkan pesantren yang mulai disusupi oleh kelompok-kelompok radikal dan ini sangat mengkhawatirkan.” Ucap Gus Dr . H Ahmad Fahrur Rozie.

Bahkan beberapa lembaga pendidikan yang mengatasnamakan NU malah menyampaikan ajaran yang tidak bernafaskan NU. Bahkan menjurus ke paham radikal. Hal inilah yang membuat para Gus menyusun strategi untuk memberantas radikalisme di dalam pesantren. Salah satu strateginya adalah beasiswa khusus bagi santri/santriwati yang hafal Al-Quran, kitab kuning, Pancasila dan UUD 1945. Persyaratan ini juga sedang diusulkan untuk digunakan sebagai syarart beasiswa bagi santri yang akan masuk ke universitas.

cegah-radikalisme-di-pesantren-bersama-para-gus-nu-2

“Penting bagi para santri dan santriwati untuk hafal Alquran dan harus hafal Pancasila. Mereka juga harus mengerti UUD 1945 untuk mengantisipasi gerakan radikalisme. Di Jawa Timur sendiri sudah ada MOU nya dan semoga ini bisa menjadi model bagi pesantren lain di Indonesia,” kata Gus H Imron fauzi.

Kastaf menyambut baik gagasan para Gus untuk menguatkan pesantren-pesantren di Indonesia agar tidak terpapar paham radikalisme yang mulai masuk ke lembaga pendidikan. Ke depannya Kastaf menginginkan agar para Gus mematangkan konsep ini sehingga dapat diaplikasikan di pesantren-pesantren lain. “Nanti perlu diadakan pertemuan-pertemuan berkala dan kedepan harus lebih fokus lagi pada konsep menggeser kekuatan radikal dan akan saya pikirkan pengoperasiaannya,” ujar Kastaf.

cegah-radikalisme-di-pesantren-bersama-para-gus-nu-3

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com