INDOPOLITIKA – Tiba-tiba, China mengeluarkan peringatan tegas kepada dunia. Dalam sebuah konferensi pers, Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, menyatakan bahwa risiko terjadinya “hukum rimba” kini mengancam bumi.
Pernyataan tersebut merujuk pada kebijakan Amerika Serikat (AS), yang intensif menerapkan perang dagang melalui kenaikan tarif impor di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump.
Negara-negara yang dianggap tidak menguntungkan bagi AS terpaksa menghadapi tarif yang bisa melonjak hingga 25%.
Wang menekankan bahwa Washington seharusnya tidak “membalas kebaikan dengan kebencian,” apalagi mengenakan tarif tanpa alasan yang jelas.
“Ada sekitar 190 negara di dunia,” ujarnya, seperti dikutip oleh AFP pada Jumat (7/3/2025).
“Bayangkan jika setiap negara hanya mengedepankan kepentingan mereka sendiri, serta percaya pada kekuatan dan status mereka, dunia akan kembali jatuh ke dalam hukum rimba,” tambahnya.
Wang juga menggarisbawahi bahwa China tidak akan tinggal diam terhadap tindakan AS. Ia menegaskan bahwa China akan secara tegas melawan tekanan AS dalam perdagangan.
“Hubungan ekonomi dan perdagangan China-AS bersifat timbal balik,” jelasnya.
“Jika Anda memilih untuk bekerja sama, hasil yang saling menguntungkan bisa tercapai. Namun, jika hanya mengandalkan tekanan, China akan dengan tegas melawan,” tandasnya.
Selain itu, Wang juga menyerukan perundingan untuk mengakhiri perang di Rusia-Ukraina, dan kembali mengingatkan bahwa “konflik tidak memiliki pemenang, sementara perdamaian tidak memiliki pecundang.”
“China menyambut dan mendukung segala upaya yang berfokus pada perdamaian,” ujar Wang.
Tak hanya itu, Wang juga menyerukan gencatan senjata permanen di Gaza, mengingat China selama ini konsisten mengedepankan perdamaian di Palestina.
“Jika negara-negara besar benar-benar peduli dengan rakyat Gaza, mereka harus mempromosikan gencatan senjata yang menyeluruh dan abadi, serta meningkatkan bantuan kemanusiaan,” ungkapnya.(Chk)
Tinggalkan Balasan