INDOPOLITIKA — Lesunya daya beli masyarakat Indonesia terus memberikan tekanan berat pada sektor ritel. Tidak sedikit peritel yang terpaksa menutup gerainya akibat tak mampu lagi mempertahankan operasional bisnis.
Salah satu yang akan angkat kaki dari pasar Indonesia adalah GS Supermarket, jaringan ritel asal Korea Selatan, yang akan resmi menghentikan seluruh aktivitas gerainya mulai 30 Mei 2025 mendatang.
Namun di tengah gelombang penutupan tersebut, muncul fenomena menarik: sejumlah gerai ritel, khususnya di sektor fesyen, justru masih ramai dikunjungi.
Hal ini menjadi sorotan Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), Budihardjo Iduansjah.
“Situasi peritel memang sedang sulit, itu tak bisa dipungkiri. Tapi ada juga yang masih bisa bertahan karena mereka punya daya tarik tersendiri di mata konsumen,” ujar Budihardjo, dikutip Jumat (9/5/2025).
Menurutnya, faktor kunci yang membuat beberapa ritel tetap eksis adalah kemampuan mereka dalam menawarkan keunikan produk yang sesuai dengan perubahan gaya hidup masyarakat.
“Ada pergeseran pola konsumsi. Konsumen sekarang mencari pengalaman berbelanja yang berbeda, yang punya ciri khas. Misalnya, ritel yang menawarkan produk bertema Korea atau Jepang, yang jelas terasa nuansa budayanya,” tambahnya.
Budihardjo juga menyebut bahwa peritel yang pandai membaca tren dan memanfaatkan fenomena sosial seperti FOMO (Fear of Missing Out) cenderung lebih mudah menarik pelanggan.
“Kalau masyarakat lagi tren sesuatu dan peritel cepat menyesuaikan diri, misalnya menjual barang-barang kekinian, otomatis tokonya akan tetap ramai,” ujarnya.
Meski begitu, bagi peritel yang tidak mampu mengikuti perubahan preferensi konsumen, satu-satunya opsi realistis adalah melakukan pengalihan kepemilikan.
“Kalau tidak bisa menyesuaikan diri, maka pilihan lainnya adalah menjual bisnisnya kepada pihak lain. Bisa jadi lokasinya masih potensial, hanya perlu pergantian merek saja,” jelas Budihardjo.
GS Supermarket sendiri telah mengumumkan penutupan melalui akun Instagram resminya, @gssupermarketid. Dalam unggahan pada 16 April 2025, mereka mengimbau para pelanggan setia untuk segera menggunakan poin membership sebelum masa berlaku habis pada 31 Mei 2025.
“Untuk para member, jangan lupa gunakan poin belanja kamu di GS The Fresh! Poin akan hangus setelah 31 Mei 2025,” tulis pengelola akun tersebut.
Penutupan GS Supermarket menambah daftar panjang jaringan ritel asing yang hengkang dari Indonesia, menyusul Lulu Hypermarket dari Timur Tengah yang juga menutup sejumlah gerainya dalam beberapa waktu terakhir.(Chk)
Tinggalkan Balasan