INDOPOLITIKA.COM – Satu karyawan Krakatau Steel, diduga termasuk dalam empat orang yang ditangkap Densus 88 Anti Teror terkait jaringan terorisme pada Rabu (13/11/2019) lalu.

Sekretaris perusahaan Krakatau Steel, Pria Utama, mengemukakan, yang bersangkutan adalah karyawan level staf setingkat supervisor di perseroan dan bukan merupakan petinggi atau level manajemen.

“Manajemen mendukung langkah-langkah yang dilakukan oleh aparatur hukum dalam rangka memerangi terorisme di Indonesia,” kata Utama dalam keterangan tertulisnya, Kamis (14/11/2019).

Ia menambahkan atas penangkapan itu, segenap manajemen tetap menghormati dan menyerahkan sepenuhnya kepada proses hukum yang berlaku.

Sebelumnya Densus 88 Anti Teror menangkap 4 orang yang diduga kuat terkait jaringan terorisme pada Rabu (13/11/2019) kemarin, salah satu yang ditangkap adalah pegawai di BUMN di daerah Cilegon.

Meski begitu, pihak kepolisian masih enggan membuka identitas dan perusahaan BUMN yang dimaksud tersebut. Kekinian, empat terduga teroris berhasil ditangkap di Banten berinisial DA (28), QK (54), AP (45) dan MA (45).

“Dia bekerja sebagai karyawan BUMN. Karena ini tidak terkait dengan karyawan atau perusahaan apapun, ini terkait individual dan jaringan. Artinya tidak menutup kemungkinan ada orang lain di dalam sana. Kalau kita sebutkan apa yang dilakukan oleh penyidikan dan penyelidikan akan terganggu, nanti akan feed back (berbalik), ini yang akan terganggu,” kata Kabid Humas Polda Banten Kombes Pol Edy Sumardy, Kamis, (14/11/2019).

Untuk diketahui, serangan teror terakhir kali terjadi di Banten, saat Wiranto yang saat itu masih menjabat sebagai Menkopolhukam, ditusuk oleh Abu Rara.

“Karena masih dalam proses pengembangan, karena itu kan masuk ke teknis penyidikan dan penyelidikan. Karena terkait dengan jaringan. Intinya pemantauan akan terus dilakukan, kan ada tugas Kasatgas untuk melakukan antisipasi dan pencegahan,” jelasnya. [rif]

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com