INDOPOLITIKARaden Wijaya menghadapi invasi tentara Tartar dari Kekaisaran Mongol, Tiongkok. Namun, ia segera merancang strategi untuk mengusir pasukan asing tersebut. Di tengah keterdesakan bersama pasukannya, kecerdikan Raden Wijaya pun mulai terlihat.

Sebelumnya, Raden Wijaya melarikan diri dari ibu kota Kerajaan Singasari menuju Madura, yang saat itu berada di bawah kekuasaan Arya Wiraraja.

Pada saat bersamaan, pasukan Mongol bergerak menuju wilayah Kediri yang dipimpin oleh Jayakatwang.

Tercatat sekitar 20.000 tentara Mongol mendarat di tepi Sungai Brantas. Namun, kekuatan mereka sedikit melemah akibat terhambatnya pengiriman logistik oleh Raja Champa, yang merupakan sekutu Kertanagara semasa ia memimpin Kerajaan Singasari.

Menurut buku “Gayatri Rajapatni: Perempuan di Balik Kejayaan Majapahit” karya Earl Drake, pasukan Mongol mengalami kesulitan selama hampir tiga bulan karena tidak dapat beristirahat dan tidak menerima suplai logistik. Kondisi ini dimanfaatkan oleh Raden Wijaya dan Arya Wiraraja untuk menghalangi laju pasukan Mongol.

Keduanya kemudian berinisiatif menjalin negosiasi dengan pemimpin pasukan Mongol, Shih-Pi. Pertemuan itu berlangsung sebelum mereka bersama-sama bergerak menuju Singasari untuk melancarkan serangan ke Kediri. Dalam perundingan tersebut, Raden Wijaya mengaku sebagai sahabat lama Kubilai Khan.

Ia menjelaskan bahwa dirinya kini menggantikan Raja Kertanagara yang telah dibunuh oleh Jayakatwang dari Kediri. Raden Wijaya menawarkan bantuan logistik dan mengerahkan pasukannya untuk bersama-sama menyerang Jayakatwang, musuh yang telah menghancurkan Singasari.

Dengan lihai, Raden Wijaya menjanjikan bahwa pasukan Mongol akan memperoleh bagian dari rampasan perang.

Selain itu, sebagai bagian dari kesepakatan, seorang putri raja dari Daha yang dikenal akan kecantikannya, akan dikirim ke Tiongkok sebagai persembahan kepada Kaisar Mongol. Tawaran tersebut diterima dengan antusias.

Setelah kesepakatan tersebut tercapai, pasukan gabungan antara Mongol yang dipimpin Shih-Pi dan pasukan Raden Wijaya yang didukung oleh Arya Wiraraja menyerbu wilayah Kediri.

Dalam pertempuran itu, mereka berhasil membunuh sekitar lima ribu musuh, meskipun pasukan Mongol juga mengalami banyak korban jiwa.

Akhirnya, pada hari ke-15 bulan ketiga, Kerajaan Kediri berhasil ditaklukkan. Jayakatwang, sang penguasa, menyerah dan kemudian tewas akibat luka parah yang dideritanya dalam pertempuran tersebut. (Rzm)

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com