Di tahun 2030, bangsa Indonesia diprediksi akan mengalami peningkatan pertumbuhan generasi muda. Jumlahnya yang terus melaju signifikan diramalkan akan menjadi bonus demografi negeri ini.

Jumlah penduduk dalam usia angkatan kerja akan jauh melebihi penduduk usia non produktif, yakni 70 persen berbanding 30 persen.

Benny Martha Benyamin Tatung, Caleg DPR RI daerah pemilihan Sumatera Selatan (Sumsel) II menyadari betul hal tersebut. Mantan Ketua Tim Penerbit Sumsel Membangun ini mendorong ‘Gerakan Sumsel Produktif’ untuk menghadapi fase keemasan bangsa Indonesia itu.

“Ini kesempatan langka yang tidak semua negara mengalaminya. Artinya kita harus mempersiapkan momentum ini (bonus demografi) dengan baik. Gerakan Sumsel produktif akan fokus membina masyarakat sesuai keahlian di bidangnya masing-masing,” ujarnya saat dihubungi wartawan, Selasa (8/1/2019).

Data BPS tahun 2015 menunjukkan, angka angkatan kerja Indonesia memang terbilang besar. Mereka yang berusia 15-64 tahun mencapai 171,9 juta jiwa (67,3 persen) dari populasi nasional. Sedangkan sisanya 83,6 juta (32,8 persen) adalah usia non produktif, yakni usia di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun.

“Sekarang ini zaman spesialisasi. Setiap orang dituntut memiliki keahlian di bidang tertentu. Kita harus mendorong masyarakat dengan mengadakan pelatihan khusus. Dengan begini Sumsel akan berkontribusi aktif dan produktif di fase Indonesia emas 2045,” pungkas Caleg dari Partai Golkar tersebut.
Di tahun 2030, bangsa Indonesia diprediksi akan mengalami peningkatan pertumbuhan generasi muda. Jumlahnya yang terus melaju signifikan diramalkan akan menjadi bonus demografi negeri ini.

Jumlah penduduk dalam usia angkatan kerja akan jauh melebihi penduduk usia non produktif, yakni 70 persen berbanding 30 persen.

Benny Martha Benyamin Tatung, Caleg DPR RI daerah pemilihan Sumatera Selatan (Sumsel) II menyadari betul hal tersebut. Mantan Ketua Tim Penerbit Sumsel Membangun ini mendorong ‘Gerakan Sumsel Produktif’ untuk menghadapi fase keemasan bangsa Indonesia itu.

“Ini kesempatan langka yang tidak semua negara mengalaminya. Artinya kita harus mempersiapkan momentum ini (bonus demografi) dengan baik. Gerakan Sumsel produktif akan fokus membina masyarakat sesuai keahlian di bidangnya masing-masing,” ujarnya saat dihubungi wartawan, Selasa (8/1/2019).

Data BPS tahun 2015 menunjukkan, angka angkatan kerja Indonesia memang terbilang besar. Mereka yang berusia 15-64 tahun mencapai 171,9 juta jiwa (67,3 persen) dari populasi nasional. Sedangkan sisanya 83,6 juta (32,8 persen) adalah usia non produktif, yakni usia di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun.

“Sekarang ini zaman spesialisasi. Setiap orang dituntut memiliki keahlian di bidang tertentu. Kita harus mendorong masyarakat dengan mengadakan pelatihan khusus. Dengan begini Sumsel akan berkontribusi aktif dan produktif di fase Indonesia emas 2045,” pungkas Caleg dari Partai Golkar tersebut. (IL/ind)

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com