Indopolitika.com – Duet Aburizal Bakrie (ARB) dan Ketua Dewan Pembina Gerindra, Prabowo Subianto, bakal memperbaiki sistem presidensil yang kini tidak berjalan maksimal.
Demikian disampaikan Ketua Perhimpunan Pemilu Damai Indonesia Indrawan. Menurutnya, jika sistem ini berjalan maka percepatan pembangunan dapat berjalan.
Dia menyatakan penerapan sistem presidensial yang berlangsung selama ini masih bercorak parlementer. Seringkali keputusan eksekutif diintervensi bahkan digagalkan oleh parlemen. Kondisi ini telah membatasi ruang gerak pemerintah.
“Kalau mengawasi saja tidak masalah. Tapi kalau tiap kebijakan harus dibuat melalui lobi yang mengancam posisi presiden kan bahaya,” ungkap Indrawan, di Jakarta, Kamis (8/5).
Dia optimistis kelak ARB-Prabowo resmi berkoalisi maka sistem presidensial semakin kuat. Gabungan keduanya dinilai mampu mengalahkan calon presiden PDI Perjuangan Jokowi.
“Saya kira ini momentum menuju ke sana. Apalagi berdasar hasil survei, tren elektabilitas Ical dan Prabowo terus naik,” tandasnya.
Kedekatan keduanya disambut positif banyak kalangan. Berdasarkan perolehan kursi sementara, Golkar meraih 90 kursi. Gerindra 72 kursi. Lebih dari 160 kursi di DPR dikuasai koalisi tersebut. “Ini kekuatan luar biasa kalau koalisi,” katanya.
Program pemerintahan dapat berjalan efektif. Performa pemerintahan juga lebih stabil tanpa hambatan cukup berarti.
“Itu kelebihannya. Sehingga terobosan kebijakan mudah dieksekusi, tidak ragu-ragu lagi seperti pemerintah sekarang,” ujarnya.
Wasekjen Golkar, Tantowi Yahya, menyatakan kebersamaan keduanya memang dapat membangun program pro rakyat. Namun demikian, harus ada tambahan partai yang mendukung koalisi.
Hal ini untuk memperkuat koalisi di pemerintahan dan legislasi, sehingga sistem presidensil dapat berjalan. “Saya yakin bisa terwujud,” tegas Tantowi. (bs/ind)
Tinggalkan Balasan