INDOPOLITIKA.COM- Dugaan aksi unjuk rasa ribuan mahasiswa di depan gedung DPR dalam sepekan terakhir yang menuntut adanya dikeluarkanya Perppu KPK dan penolakan RKHUP, ditunggangi oknum bukan hal baru. Sebab, isu ini seperti kerap dilontarkan setiap kali ada unras. Sengaja “digoreng” lagi meski sudah basi.

Demikian setidaknya hal itu disampaikan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Andre Rosiade. Ia mengaku sama sekali tak percaya mahasiswa yang demo di depan gedung DPR ditunggangi pihak tertentu.

“Saya yakin tidak ada yang menunggangi (aksi demo mahasiswa) isu mahasiswa ditunggangi itu adalah isu lama,” kata Andre, Sabtu (28/9).

Andre mengatakan, sejumlah mahasiswa yang berdemo tentu dikoordinir oleh presiden mahasiswa (Presma) sesuai universitas masing-masing. Dia pun mengingatkan mahasiswa untuk tidak gentar sedikitpun meski tudingan kontroversial ini.

“Saya rasa teman-teman terus saja berjuang sesuai koridor teman-teman, yang diyakini percayalah mahasiswa kalau murni gerakan nya pasti didukung rakyat,” pungkasnya.

Hal sama disampaikan Yenny Wahid. Ia meminta pemerintah tak asal menuduh aksi mahasiswa ditunggangi pihak tertentu. Apa lagi tudingan tersebut seolah dihubung-hubungkan dengan ancaman terhadap pelantikan Presiden dan Wakil Presiden pada 20 Oktober. “Mereka murni menyuarakan aspirasinya tanpa digerakkan motif politik tertentu,” sebutnya.

Yenny menilai, puncak ketidakpuasan mahasiswa terjadi saat DPR memilih Pimpinan KPK yang dinilai cacat etik serta merevisi Undang-undang KPK dengan melemahkan lembaga antirasuah tersebut. “Kami mengimbau pemerintah dan DPR dan seluruh elite politik di Indonesia agar berjiwa besar dalam menyikapi masukan yang telah diberikan mahasiswa dan berbagai elemen masyarakat lainnya,” ucap Yenny.

“Kedua kita juga mengapresiasi sikap mahasiswa tersebut, menunjukkan mereka melakukan proses partisipasi politik dalam kepedulian mereka untuk ikut menentukan masa depannya sendiri,” tutupnya.[asa]

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com