Indopolitika.com

Referensi Berita Politik Indonesia

Indopolitika.com
Jumat, 19/04/2024 | 11:06 WIB
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Dukung Prabowo, Bima Arya Sugiarto Jilat ludah Sendiri

Indopolitika.com  –  Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) Bima Arya Sugiarto selama ini dikenal paling getol mengkritik pencapresan Prabowo Subianto. Bahkan di suatu kesempatan, ia pernah mengecam para aktivis 1998 yang tiba-tiba ikut mendukung Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu. “Apa kita lupa kenapa dia berhenti dari militer, apa karena dia punya sikap tegas. Di bagian mana tegasnya? Saya tidak habis pikir kawan-kawan 1998 yang menentang militerisme, diktatorsip jadi ganti kelamin, jadi permisif, dan berdamai dengan hal itu,” kata Bima dalam sebuah diskusi di Taman Ismail Marzuki dua tahun lalu, Jumat (28/12/2012).

Namun kini, setelah PAN dan Gerindra bergabung mengusung pasangan Prabowo-Hatta, Bima Arya banting setir mendukung pasangan tersebut. Baru-baru ini juga hadir deklarasi dukungan Prabowo-Hatta di Kantor Keluarga Muslim Bogor, Sabtu (7/6/2014). “Kami dapat arahan, 21 kepala daerah bantu pemenangan Prabowo-Hatta yang pasti kita targetkan raih dukungan 60 persen di sini,” kata Bima pada kesempatan lain di Kompleks Istana Bogor, Rabu Malam (29/5).

Tak ayal, perubahan sikap Bima dikecam oleh kalangan aktivis. Bima dinilai tak jauh beda dengan para aktivis yang dulu pernah ia kecam. “Bima tidak saja ganti kelamin, tapi kelaminnya ganda,” kata mantan aktivis ‘98 Reza Hardian ketika dihubungi di Jakarta, Senin (9/6).

Ia menilai, dengan mendukung Prabowo, Bima telah menjilat ludah sendiri. Ia juga merasa aneh karena Bima mudah menggadaikan segudang idealismenya. “Bima sendiri yang bilang bahwa meski politik itu kompromi, tapi tak semua hal bisa dikompromikan. Sekarang lihat saja buktinya,” katanya. Padahal, lajutnya, sebagai aktivis pro demokrasi yang saat ini menjabat Walikota Bogor, Bima punya masa depan politik yang cerah. Bima, ucapnya, jadi harapan generasi muda yang konsisten memperjuangkan nasib bangsa bersama. “Masa depannya masih panjang. Kenapa mau didekte Hatta Rajasa yang sudah menjelang senja? Kasihan sekali,” tandasnya. (Ind)

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini