INDOPOLITIKA – Menteri BUMN, Erick Thohir, mengungkapkan bahwa sebanyak 50 ribu UMKM telah bergabung dalam ekosistem tender Kementerian BUMN untuk proyek-proyek di bawah Rp15 miliar.
Data tersebut merupakan akumulasi sejak kebijakan ini diberlakukan pada tahun 2020 hingga 2024.
Erick menyatakan hal tersebut di Jakarta pada Selasa, di sela-sela acara Penandatanganan Nota Kesepahaman antara BPOM dan Kementerian BUMN yang bertema Koordinasi dalam Mendukung Peningkatan Kemandirian dan Daya Saing Produk UMKM di Bidang Obat dan Makanan.
“Sudah hampir lima tahun berjalan, dan 50 ribu UMKM telah bergabung dalam ekosistem ini,” ujarnya.
Dia menambahkan bahwa mayoritas UMKM yang terlibat bergerak di sektor pangan, meskipun Erick tidak merinci jumlah tender yang telah dimenangkan oleh para pelaku UMKM tersebut.
Erick menekankan bahwa seluruh tender proyek BUMN di bawah Rp15 miliar harus melibatkan UMKM, dan tidak boleh diikuti oleh individu yang memiliki hubungan keluarga dengan perusahaan yang mengajukan proyek.
Proyek-proyek ini telah dilaksanakan melalui program Pasar Digital Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (PaDI UMKM).
“Tender di BUMN untuk proyek di bawah Rp15 miliar harus diberikan kepada UMKM, tidak boleh diikuti oleh keluarga pengelola BUMN, yayasan, atau keturunannya,” tegas Erick.
Lebih lanjut, Erick menambahkan bahwa Kementerian BUMN memiliki berbagai program untuk mendukung pertumbuhan UMKM, dan memastikan bahwa program tersebut terus berjalan di era kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
Dia menegaskan pentingnya upaya konkret untuk mendukung kemandirian ekonomi dan memperkuat sektor UMKM, sesuai dengan arahan Presiden.
Erick juga menyebutkan bahwa pemerintah memiliki peta jalan yang mencakup target jangka pendek, tahunan, dan lima tahunan untuk mencapai tujuan tersebut.
Strategi ini termasuk penguatan UMKM melalui penyediaan sertifikasi, pendanaan, akses pasar, dan dukungan lainnya, dengan tujuan agar UMKM tumbuh secara berkelanjutan dan menjadi pilar utama pembangunan ekonomi nasional.
“Insya Allah, kami bekerja keras untuk melaksanakan arahan Presiden (Prabowo Subianto) agar Indonesia menjadi negara mandiri dan UMKM memiliki fondasi yang kuat, termasuk sertifikasi, pendanaan, dan akses pasar,” ujar Erick.
Di acara tersebut, Erick juga menyebutkan bahwa sebanyak 21,2 juta ibu pengusaha telah memanfaatkan program Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera) dari PT Permodalan Nasional Madani (PNM), yang bertujuan untuk pemberdayaan ekonomi melalui usaha mikro dan kecil.
Dalam program ini, ibu pengusaha ultra mikro menerima pembiayaan antara Rp1 juta hingga Rp5 juta untuk mengembangkan usaha mereka di berbagai sektor produktif. (Hny)
Tinggalkan Balasan