INDOPOLITIKA.COM – Kelakuan Bandar arisan lebaran bernama Tarmiati alias Mia (42) di Kabupaten Mojokerto ini benar-benar bikin kesal. Betapa tidak, uang simpanan arisan yang seharusnya diberikan kepada anggota, malah dipakai untuk kepentingan pribadi Mia.
Tak tanggung-tanggung, dia menggunakan uang itu untuk membangun rumah megah serta membeli kendaraan. Namun kini, Mia harus mempertanggungjawabkan perbuatanya setelah ditangkap pihak kepolisian.
Ia sebelumnya kabur bersama suami dan anaknya, dan berhasil ditangkap di wilayah Sragen, Jawa Tengah. Belakangan, suami dan anaknya dibebaskan polisi karena tidak terbukti terlibat. Terungkapnya kasus yang menjerat Mia, berawal dari laporan dugaan penipuan dengan modus arisan Lebaran dari para korban. Mia saat ini ditahan dan menjalani pemeriksaan di Mapolres Mojokerto.
Melarikan Diri
Menurut Kasat Reskrim Polres Mojokerto Tiksnarto Andaru Rahutomo, wanita 42 tahun itu menjadi terlapor dalam kasus dugaan penipuan berkedok arisan lebaran. “Dalam kasus ini, jumlah orang yang menjadi korbannya lebih dari 200 orang. Adapun nilai uangnya, sekitar Rp 1 miliar,” ungkapnya.
Andaru mengatakan, Mia ditangkap polisi di wilayah Sragen, Jawa Tengah, pada Sabtu (22/5/2021), di tengah pelariannya karena tidak bisa mengembalikan uang arisan milik anggotanya. Mia diduga mulai meninggalkan rumahnya sejak 6 April 2021. Dalam pelariannya, dia mengajak suami dan 2 anaknya. “Pelaku melarikan karena tidak bisa mengembalikan uang peserta arisan,” tegasnya.
Mia dan keluarganya selama ini tinggal di Desa Kembangsri, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto. Sejak tahun 2014, ia dikenal sebagai bos pengumpul uang arisan yang anggotanya terdiri dari ratusan ibu rumah tangga.
Pakai Uang Arisan Sejak tahun 2014, Mia selalu lancar saat membagikan arisan lebaran. Namun tidak untuk tahun 2021. Tahun ini Mia tak bisa mengembalikan uang lebaran yang telah ia kumpulkan.
Uang Arisan Disetor Seminggu Sekali
Dikatakan Andaru Rahutomo, setiap peserta arisan akan menyetorkan uang seminggu sekali sesuai dengan paket yang dipilih. Yakni antara Rp 3.000 hingga Rp 50.000. Total ada 200 lebih ibu rumah tangga yang ikut arisan lebaran itu.
Seharusnya uang arisan yang terkumpul dibagikan pada peserta arisan pada April 2021 atau menjelang lebaran. Karena tak kunjung dibagikan, korban pun lapor ke polisi. “Jumlah korban ada 200 orang, tetapi kemungkinan masih lebih banyak lagi korbannya,” ujar Andaru.
Bangun Rumah
Sementara berdasarkan keterangan Mia, uang peserta arisan yang terkumpul tersebut digunakan untuk membangun rumah yang cukup megah, di Desa Kembangsri, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto.
Selain itu, uang tersebut juga digunakan untuk membeli mobil. “Hasil pemeriksaan, tersangka mengaku uangnya dipakai beli mobil dan membangun rumah,” ungkap Andaru. [ind]
Tinggalkan Balasan