Indopolitika.com – Peristiwa itu berawal ketika korban yang baru bangun tidur hendak makan malam di rumahnya di Desa Mulya Guna, Kecamatan Teluk Gelam, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, Minggu (27/10) malam. Korban marah lantaran hanya disuguhi nasi dengan lauk kerupuk saja.

Menurut cerita Hilmiah (57), ibu kandung korban ketika dimintai keterangan wartawan, kejadian bermula sore hari dimana korban bangun tidur dan hendak makan.

“Sore hari, saat korban bangun dari tidur dan hendak makan dilihat tidak ada lauk, lalu korban menanyakan kepada sang ibu, ‘nak makan, lauk apo malam ini’ (mau makan, lauk apa malam ini -red),” ujar sang korban ditirukan ibunya.

Pertanyaan yang dilontarkan si anak, lalu kemudian dijawab sang ibu, ‘makan nasi sama kerupuk saja, gak ada lauk ibu katek duet’ (makan nasi lauk kerupuk saja, karena tidak ada uang beli lauk -red).

Mendengar sang ibu katakan tidak ada lauk, korban pun langsung emosi dan menendang panci yang berisi nasi hingga berhamburan, kemudian korban mengambil pisau hendak membunuh sang ibu tersebut.

Bukan saja sang ibu, korban juga membabi buta memukuli keponakannya yang juga berada di dalam rumah tersebut. Dalam keadaan korban tak terkendali lagi, datanglah Ahmad Redi alias Nang yang rumahnya bersebelahan dengan sang ibu.

Karena tak terima mendengar adiknya hendak membunuh sang ibu, pelaku mengambil sebilah (exgrek) yang biasa digunakan pelaku untuk memanen sawit. Lalu dengan sama membabi buta, pelaku menghalau sang adik yang tidak hentinya mengomel.

Saat itu juga pelaku menghabisi sang adik hingga tewas dengan luka sayatan exgrek di sekujur tubuhnya, hingga akhirnya terkapar di tempat. Pantauan di lapangan, korban sempat dibawa ke RSUD Kayuagung dan mendapat perawatan atas luka di tubuhnya yang tidak terhitung lagi.

“Tiba di rumah tepat pukul 22.23 Wib tadi, mayat korban dibawa ke kediaman kami, besoknya baru dimakamkan,” terang Hilmiah, ibu pelaku dan korban.

Hilmiah berharap kepada pihak kepolisian agar tidak menahan anaknya Ahmad Redi, karena dia adalah tulang punggung keluarga. Pelaku terpaksa melakukan hal tersebut karena tidak terima jika dirinya (ibu) yang harus mati di tangan adiknya.

Karena, menurut Hilmiah, Ahmad Redi hanya membela agar dirinya tidak menjadi korban, hingga lebih baik adiknya yang dibunuh. Sebab diketahui, selama ini sudah sering memberikan ancaman membunuh ibu mereka.

Beberapa warga mengatakan, sangat menyayangkan kejadian tragis tersebut, karena selama ini korban dikenal pendiam.

“Kami sangat terkejut jika selama ini perlakuannya terhadap sang ibu sangat tidak manusiawi,” jelas Ridwan, salah satu warga setempat.

Sementara Polsek Teluk Gelam saat tiba di tempat kejadian langsung melakukan olah TKP dan pelaku langsung menyerahkan diri tanpa perlawanan. Pelaku dan barang bukti sudah diamankan Polsek Teluk Gelam untuk menjalani proses penyidikan.

Kapolres OKI AKBP Donni Eka Syaputra melalui Kapolsek Teluk Gelam IPTU Zulkarnain didampingi Paurbinops Bag.Ops Polres OKI IPTU Bambang Pancawala, Senin (28/10/2019) mengatakan, pelaku telah diamankan dan saat ini sudah ada di Polres OKI.

“Korban dan pelaku adalah saudara kandung. Motif pembunuhan karena pelaku kesal korban marah-marah cuma ada kerupuk saat makan malam,” ungkap Zulkarnain.

Atas kasus ini, tersangka dijerat Pasal 338 KUHP dengan ancaman 15 tahun penjara. Barang bukti diamankan berupa celurit yang digunakan menghabisi korban. [rif]

 

 

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com