INDOPOLITIKA – Kelompok perjuangan kemerdekaan Palestina, Hamas, menyatakan bahwa Israel menghalangi pelaksanaan kesepakatan bantuan dan rekonstruksi di Gaza, yang telah dihantam pemboman selama lebih dari 15 bulan hingga gencatan senjata mulai diberlakukan pada 19 Januari.
“Israel terus menunda pelaksanaan bantuan dan rekonstruksi yang telah disepakati dalam perjanjian gencatan senjata, serta tidak memenuhi komitmennya terhadap bantuan kemanusiaan,” ujar Juru Bicara Hamas, Hazem Qassem, pada Senin (3/2/2025).
“Walaupun sektor kesehatan hancur total, pendudukan (Israel) belum mengizinkan pemulihan atau pengiriman pasokan medis yang penting,” tambahnya.
Ia menyebutkan bahwa pengiriman bahan bakar masih jauh dari jumlah yang telah ditetapkan dalam kesepakatan. “Dan pasokan yang mencapai Gaza utara sangat terbatas,” tambahnya.
Qassem juga menyatakan bahwa alat berat yang disebutkan dalam kesepakatan belum diizinkan masuk, sehingga mempersulit evakuasi jenazah para syuhada dan menghambat pemulihan jenazah sandera yang akan ditukar, terutama pada akhir fase ini.
Hamas mendesak mediator, yaitu Qatar dan Mesir, serta pihak yang menjamin gencatan senjata, untuk menekan Israel agar segera mengizinkan masuknya bantuan yang telah disepakati, termasuk tenda, bahan bakar, pasokan makanan, dan alat berat, serta memastikan penghentian semua pelanggaran lainnya.
Pada hari yang sama, Kepala Kantor Media Gaza, Salama Marouf, menyatakan bahwa Gaza saat ini telah menjadi zona bencana kemanusiaan, di mana kebutuhan dasar untuk bertahan hidup dan menjaga martabat manusia tidak lagi tersedia.
Kantor Media Gaza, pada Rabu lalu, juga menekankan pentingnya menekan Israel untuk mengizinkan masuknya tenda dan karavan guna menampung lebih dari seperempat juta keluarga pengungsi yang kehilangan rumah akibat genosida.
Gencatan senjata yang berlangsung selama enam pekan ini merupakan tahap pertama dari kesepakatan tiga tahap yang bertujuan untuk mengakhiri perang Israel di Gaza secara permanen.
Serangan militer Israel telah mengakibatkan lebih dari 47.000 warga Palestina tewas dan menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza. (Rzm)
Tinggalkan Balasan