INDOPOLITIKA.COM – Kehadiran orang-orang terdekat Jokowi seperti Gibran dan Bobby dalam pentas Pilkada Langsung tahun depan dinilai memotong proses kaderisasi. Kader-kader senior yang telah lama menyiapkan diri maju dalam Pilkada serentak tahun depan akhirnya gigit jari. Sebab, peluang mereka maju lewat Parpol semakin kecil oleh manuver Gibran dan Bobby.

Hal itu disampaikan pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Addy Prayitno kepada Indopolitika.com Minggu pagi. Dia mengatakan, Gibran  dan Bobby masing-masing adalah orang terdekat Jokowi. Gibran merupakan putra sulung Jokowi sementara Bobby merupakan menantu Jokowi. Dalam konteks politik, keduanya berhak maju selayaknya orang pada umumnya.

“Meski sah secara demokrasi, parpol mestinya melihat jenjang kaderisasi kandidat yang akan diusung. Gibran-Boby baru jadi kader partai sementara kader senior banyak yang antri. Jelas akan mengganggu kaderisasi,” katanya kepada Indopolitika.com Minggu pagi.

Majunya Gibran dan Boby juga membuat kompetisi pada Pilkada menjadi tak seimbang. Sebab, keduanya telah memiliki modal elektoral berkat Jokowi effect. Secara psikologi politik, tanpa menyatakan maju dalam Pilkada sekalipun, keduanya bakal kebanjiran dukungan dan dorongan dari Parpol.

“Cuma problemnya majunya Gibran-Bobby akan menciptakan kompetisi yg tak seimbang. Keduanya sudah punya bekal electoral memadai karena Jokowi effect. Sementara kandidat lain harus memulai dari zero,” katanya.

Kehadiran keduanya juga mengaktifkan politik dinasti di Indonesia. Karena itu, kedepan, harus diatur secara jelas soal politik dinasti. Sehingga tidak menimbulkan kecemburuan politik. Dia memastikan, kehadiran Gibran dan Bobby merusak kualitas kompetisi.

“Melawan politik dinasti bukan perkara mudah. Apalagi dinastinya sedang berkuasa,” ungkapnya.[ab]

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com