Partai Golkar sampai saat ini belum punya pasangan koalisi untuk memajukan pencapresan Aburizal Bakrie (Ical). Partai berlambang beringin ini mendorong terwujudnya suatu koalisi besar yang disebut sebagai koalisi kebangsaan.

Ketua DPP Partai Golkar Yoris Raweyai mengatakan koalisi kebangsaan perlu dibentuk untuk menghadapi pemilu presiden dengan anggotanya yaitu partai yang tergabung dalam Setgab saat ini.

“Ada Demokrat, PAN, PKB, PKS, PPP. Partai Hanura juga bisa masuk koalisi Golkar ini,” kata Yoris saat dihubungi detikcom, Jumat (25/4/2014).

Bahkan bagi Yoris bukan tidak mungkin Partai Gerindra yang sekarang sudah punya capres sendiri ikut bergabung dalam poros ini. “Namanya politik semua kemungkinan bisa terjadi. Untuk soal capres dan cawapres kan bisa dibicarakan nanti. Ya memang mesti harus ada yang mengalah,” beber Yoris.

Ketua Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) ini mengingatkan dari hasil pemilu legislatif tidak ada satu pun partai politik yang bisa mengusung capres tanpa koalisi dengan partai lain. “Koalisi kebangsaan ini tidak terkotak-kotak pada partai nasionalis atau agama, semuanya bisa, kecuali PDIP dan NasDem karena mereka berdua sudah koalisi,” jelas Yoris.

Ketua DPP Partai Golkar lainnya, Hajriyanto Y. Thohari, membenarkan partainya saat ini memang butuh membantuk suatu koalisi yang besar untuk menghadapi Pilpres. “Minimal tiga partai,” ucap Hajriyanto kepada detikcom, Jumat (25/4/2014).

Wakil Ketua MPR ini menegaskan, untuk koalisi dengan Golkar, tidak melihat apakah dari partai nasionalis atau agama. “Yang penting sepakat koalisi dalam Pilpres,” tegasnya.

Dalam koalisi nanti, Hajriyanto melanjutkan, Golkar juga tidak memandang apakah mitranya memiliki suara yang cukup besar atau tidak. “Dengan Hanura atau PKS saja sudah cukup, yang penting sudah bisa memenuhi syarat 20 persen untuk mengajukan capres,” jelasnya.

Namun Hajriyanto belum tahu apakah nama untuk koalisi tersebut dinamakan koalisi kebangsaan. “Bisa saja namanya itu karena semua partai kan punya rasa kebangsaan,” ujar dia. (dtk/in/pol)

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com