INDOPOLITIKA – Pelatih Manchester City, Pep Guardiola mengakui Arsenal memaksa timnya menerapkan strategi ‘parkir bus’ saat kedua tim berlaga dalam laga putaran kelima, Liga Inggris, di Stadion Emirates, Minggu (21/9/2025) yang berakhir 1-1.
Pada laga ini, Man City hanya mencatatkan penguasaan bola sebesar 32,8%, terendah dari 601 pertandingan liga nasional yang pernah dilatih Guardiola.
Kebetulan, dua pertandingan dengan penguasaan bola terendah Pep Guardiola saat melatih Man City terjadi saat melawan Arsenal di Liga Primer, sebelumnya 36,5% pada Maret 2023.
Performa terburuk Pep Guardiola sebelumnya adalah 34,6% saat ia memimpin Bayern München melawan Barça di Liga Champions 2016.
“Kami tidak ingin melakukan itu, tapi terkadang sepak bola memang seperti itu,” kata Guardiola setelah hasil imbang melawan Arsenal.
“Sekali dalam 10 tahun tidak buruk, kan? Saya perlu menunjukkan bahwa saya bisa memainkan strategi yang berbeda. Jadi sekarang saya punya tim yang bisa bermain dengan serangan balik.”
Pria Spanyol itu bahkan bercanda tentang rekor karier barunya.
“Saya tidak bisa hidup di negara ini tanpa mencetak rekor baru dan saya bangga akan hal itu,” ujarnya.
Meski tetap santai, Guardiola mengakui bahwa dirinya cukup sakit hati melihat timnya bertahan dengan rapat.
“Saya ingin bola berada jauh dari gawang, bukan melayang di depan gawang saya. Namun, ketika lawan bermain terlalu baik, Anda harus menerimanya dan mencari cara untuk memperbaikinya,” ujar pelatih berusia 54 tahun itu.
Dalam pertandingan ini, Man City membuka skor pada menit ke-9 berkat tendangan sudut silang Erling Haaland. Setelah itu, tim tamu kembali menekan dengan formasi bertahan.
Guardiola bahkan mengganti Phil Foden dan Haaland dengan bek Nathan Ake dan John Stones untuk mempertahankan skor 1-0, tetapi gagal.
Pada menit ketiga injury time, Gabriel Martinelli lolos dari jebakan offside, melepaskan diri dari penjagaan, dan mencungkil bola melewati kiper Gianluigi Donnarumma untuk menyamakan kedudukan.
“Kami bermain dengan penuh tekad dan hampir menang. Selama 10 tahun terakhir, saya telah melihat banyak tim memarkir bus mereka di depan kotak penalti, dan hari ini kamilah tim yang harus melakukannya,” jelas Guardiola.
“Tiga hari yang lalu, kami memainkan pertandingan yang sangat intens melawan Napoli, lalu berangkat ke London dengan hanya beberapa jam istirahat. Arsenal adalah penantang gelar juara sejati, telah bersaing secara seimbang dalam dua musim terakhir, dan mencapai semifinal Liga Champions. Hari ini, kami terlalu lelah dan kekurangan pemain,” katanya.
Menurut Guardiola, titik terang Man City bukan terletak pada taktik, melainkan semangat.
“Yang penting adalah bahasa tubuh, bagaimana kita merayakan, bagaimana kita berkorban untuk rekan satu tim. Kita kehilangan itu musim lalu,” ujarnya.
“Musim ini, saya tidak terlalu peduli dengan hasil, saya ingin melihat semangat itu kembali di tempat latihan, di setiap momen pertandingan. Minggu ini, kita berhasil dan kita perlu mempertahankannya,” tegasnya. (Red)

Tinggalkan Balasan