INDOPOLITIKA – Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menaikkan status aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), menjadi Level IV (Awas) pada Senin (19/5/2025).
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, menjelaskan bahwa keputusan tersebut diambil setelah pemantauan visual dan instrumental menunjukkan adanya aktivitas vulkanik yang masih tinggi dan tidak stabil.
āStatus aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki ditingkatkan dari Level III-Siaga ke Level IV-Awas karena erupsi masih berlangsung dan berpotensi semakin intensif,ā ujar Wafid.
Badan Geologi juga merekomendasikan agar masyarakat, pendaki, dan wisatawan menghindari aktivitas dalam radius enam kilometer dari kawah gunung dan sektor barat hingga timur laut sejauh tujuh kilometer dari pusat erupsi.
Masyarakat diimbau untuk waspada terhadap potensi banjir lahar jika terjadi hujan deras, terutama di daerah aliran sungai yang berhulu di puncak gunung, seperti wilayah Dulipali, Nobo, Hokeng Jaya, dan Nurabelen.
āWarga diminta untuk tetap tenang dan mengikuti petunjuk dari pemerintah daerah. Hindari mempercayai informasi yang tidak jelas asal-usulnya,ā katanya.
Ia juga menyarankan agar warga yang terpapar abu vulkanik menggunakan masker atau penutup hidung dan mulut untuk mencegah gangguan pernapasan.
Gunung Lewotobi Laki-laki mengalami beberapa kali erupsi pada hari Minggu, antara pukul 11.29 WITA hingga 13.47 WITA.
Letusan menghasilkan kolom abu yang mencapai ketinggian antara 3.000 hingga 5.500 meter dari puncak, atau sekitar 7.000 meter di atas permukaan laut.
Kolom abu terlihat berwarna kelabu pekat dan menyebar ke berbagai arah di sekitar lereng gunung.
Erupsi juga disertai dengan suara gemuruh yang memiliki intensitas sedang hingga kuat, terdengar dari pos pengamatan terdekat. Data visual dan instrumental menunjukkan adanya peningkatan tremor erupsi yang signifikan, yang menandakan potensi terjadinya erupsi yang lebih besar.
Hingga saat ini, aktivitas erupsi masih berlanjut dengan hembusan abu vulkanik yang terus terjadi. Badan Geologi tetap memantau perkembangan aktivitas gunung tersebut melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). (Rzm)
Tinggalkan Balasan