INDOPOLITIKA – HYBE, salah satu agensi terkemuka di K-Pop, kini menjadi sorotan setelah laporan internal mereka bocor ke publik.

Dokumen yang disita dari audit Majelis Nasional Korea tersebut mengungkap bahwa staf HYBE kerap memberikan komentar merendahkan terhadap artis dari berbagai agensi, termasuk artis di bawah naungan mereka sendiri.

Laporan setebal 18 ribu halaman itu menyimpan berbagai pernyataan bernada negatif terhadap artis K-Pop, dan sekitar 2.000 halaman telah bocor serta menyebar di dunia maya.

Beberapa bagian dokumen bahkan diunggah secara bertahap di berbagai forum online.

Seorang individu yang disebut sebagai “A” mengungkapkan alasannya merilis laporan tersebut.

“Saya akhirnya memberanikan diri mengunggah ini setelah terlalu lama menyimpannya. Media belum bisa mengungkapnya, tetapi saya ingin menunjukkan praktik sebenarnya di HYBE. Bertolak belakang dengan pernyataan resmi mereka, taktik pemasaran viral ini memang digunakan, dan laporan tersebut tidak hanya menargetkan artis, tapi juga pelaku industri lainnya. Meski eksekutif mungkin menyangkal, jelas ada yang mengatur ini. Banyak pihak telah menyaksikan dan mengikuti perintah selama lebih dari dua tahun,” ujarnya.

Salah satu bocoran yang menyita perhatian adalah mengenai grup EXO dari SM Entertainment. Tiga halaman penuh dokumen berisi komentar staf HYBE terkait aktivitas EXO pada 2023, termasuk kritik terhadap kehidupan pribadi para anggota.

Dokumen tersebut mengungkap bahwa staf HYBE memantau media sosial pribadi anggota EXO, bahkan ada yang berlangganan Bubble, aplikasi obrolan dengan penggemar.

Salah satu bagian dokumen tertanggal 26 Juli 2023 menyoroti siaran Instagram Live Baekhyun EXO pada 21 Juli, di mana ia melakukan peregangan dengan mengenakan piyama.

Siaran ini disebut dalam dokumen sebagai “terlalu santai” dan dihubungkan dengan kecemasan terkait ketidakmampuan EXO untuk mempertahankan momentum pasca-comeback.

Dibandingkan dengan Jungkook BTS yang juga melakukan siaran pagi pada Juni 2023, analisis tersebut dinilai penggemar berlebihan dan mengundang kritik tajam.

Penggemar EXO (EXO-L) dan BTS (ARMY) merespons dengan kebingungan dan kemarahan, mempertanyakan alasan di balik pengawasan ketat pada siaran sederhana seperti itu. Mereka mengkritik HYBE atas persaingan yang dinilai tidak perlu dan hanya memperburuk ketegangan di industri K-Pop.

Kontroversi ini semakin mencuat di tengah kembalinya EXO, yang awalnya diharapkan dapat meningkatkan popularitas grup. Namun, situasi tersebut justru memicu persaingan dalam fandom, khususnya antara penggemar Baekhyun dan DO.

Tak hanya EXO, ketegangan serupa terlihat pada BLACKPINK. Penampilan Lisa di Crazy Horse Show di Paris memicu perdebatan dan dikabarkan mempengaruhi citra grup di pasar Asia Timur.

Zico, produser sekaligus pendiri KOZ Entertainment yang menjadi sub-label HYBE sejak 2020, juga terseret dalam kontroversi ini. Media lokal Hankyoreh melaporkan bahwa Zico masuk dalam daftar penerima email berisi laporan tersebut. Namun, ia membantah keterlibatannya.

“Saya tidak pernah melihat dokumen itu, bahkan membaca emailnya pun tidak,” tulis Zico di Instagram pribadinya. Ia mengaku baru mengetahui dirinya termasuk dalam daftar penerima melalui berita.

“Saya meminta KOZ Entertainment untuk mengonfirmasi bahwa saya tidak pernah membuka berkas itu sebelum memberikan pernyataan ini,” tambahnya.

Laporan internal ini mendapat kecaman dari parlemen Korea setelah ditemukan bahwa HYBE terlibat dalam penyusunan konten yang merendahkan artis lain, menimbulkan dampak besar pada industri K-Pop yang semakin panas. (Chk)

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com