Presiden Jokowi mendengarkan keluhan warga saat meninjau rumah-rumah yang rusak akibat gempa bumi di Palu, Sulteng, Minggu (30/9) siang. (Foto: BPMI Setpres)

Presiden Jokowi mendengarkan keluhan warga saat meninjau rumah-rumah yang rusak akibat gempa bumi di Palu, Sulteng, Minggu (30/9) siang. (Foto: BPMI Setpres)

Pemerintah mengupayakan beberapa masalah dasar yang dibutuhkan dalam penanganan paska bencana gampa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng), bisa segera diselesaikan dalam satu dua hari ini.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui , ada beberapa desa yang karena alat beratnya belum ada juga belum dilaksanakan evakuasi terhadap para korban. Namun, Presiden optimistis besok (Senin, 1/10) pagi insyallah alat berat sudah akan datang.

“Tadi Pak Menteri PU sudah mengerahkan alat berat dari Mamuju, dari Gorontalo, dari Poso menuju ke sini. Insyaallah nanti malam ini datang, kemudian besok pagi mulai evakuasi di tempat-tempat yang masih kita perkirakan ada korban yang belum bisa kita ambil,”  kata Presiden Jokowi kepada wartawan di Bandara Bandara Mutiara Sis Al Jufri, Kota Palu, Minggu (30/9) sore usai melakukan peninjauan sejumlah lokasi gempa di Palu.

Sementara yang berkaitan dengan korban yang luka-luka, menurut Presiden Jokowi sebagian ditangani di rumah sakit di Palu. Tetapi sebagian besar, hampir 900 orang akan dibawa ke Makassar untuk ditangani di sana.

Adapun terkait dengan penyediaan Bahan Bakar Minyak (BBM), Presiden Jokowi mengakui di lapangan SPBU-SPBU penuh dengan masyarakat yang ingin mendapatkan BBM. Ia menyebutkan, hal ini karena jalan menuju ke Palu masih banyak terkendala karena jembatan runtuh, karena longsoran, dan lain-lain.

“Tapi baru saja, 1 jam yang lalu saya perintahkan kepada Menteri ESDM untuk membawa BBM dengan pesawat, entah dari Makassar, entah dari Balikpapan, maupun dari Jawa, pesawat khusus BBM. Sehingga kita harapkan besok urusan BBM sudah bisa kita selesaikan,” tegas Presiden.

Sedang yang berkaitan dengan listrik, Presiden menjelaskan, ada 7 (tujuh) gardu listrik yang ada di Palu, namun yang berfungsi hanya 2 (dua), yang 5 (lima) masih ada masalah besar. Sehingga  perlu penanganan khusus.

“Saya tadi sudah telepon kepada Menteri BUMN, Menteri ESDM agar ini diselesaikan dengan gardu yang mobile. Ini masih akan dikirim dari Jawa menuju ke Palu. Jadi moga-moga juga bisa cepat untuk menyelesaikan urusan yang berkaitan dengan listrik,” ucap Presiden.

Kemudian makanan dan air, diakui Presiden Jokowi, juga masih ada masalah karena memang banyak toko yang belum buka sehingga masyarakat ingin membeli itu yang jualan belum ada. Presiden Jokowi berharap dalam masa tanggap darurat ini segera bisa diatasi, dan bisa terselesaikan.

Soal tanggap darurat itu, Presiden Jokowi berharap bisa diselesaikan secepat-cepatnya sehingga kita bisa masuk ke masa rehabilitasi dan rekonstruksi, baik untuk fasilitas umum (rumah sakit, sekolah, jembatan) dan juga untuk rumah-rumah warga.

Jangan Tinggalkan Palu

Menanggapi keinginan sejumlah warga yang ingin meninggalkan kota Palu, Presiden Jokowi meminta pejabat terkait untuk segera memulihkan aktivitas ekonomi paska terjadinya gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng), Jumat (28/9) lalu. Dengan pemulihan aktivitas ekonomi itu, diharapkan masyarakat tidak tinggalkan kota Palu.

“Kita harapkan masyarakat tetap tinggal di Palu, kemudian juga segera bisa menjalankan aktivitas ekonomi sehari-hari sehingga bisa berjalan normal kembali,” kata Presiden Jokowi.

Diakui Presiden Jokowi hingga saat ini masih ada gempa-gempa kecil susulan. Karena itu, Presiden mengingatkan masyarakat agar tetap waspada, dan segera kembali melakukan aktivitas ekonomi Masyarakat agar tetap bisa menjalankan ekonominya di Palu.

Setelah meninjau empat titik terdampak bencana gempa dan tsunami di Palu, Presiden dan rombongan langsung bertolak kembali ke Jakarta melalui Bandara Sis Al Jufri, pada pukul 17.05 WIB, dan tiba di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusma Jakarta pukul 18.20 WIB.

(UN/ES)

 

 

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com