INDOPOLITIKA.COM- Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda menilai, Indonesia kini masuk kondisi darurat gedung sekolah rusak. Pernyataan ini muncul kepermukaan, menyusul rentetan peristiwa ambruknya gedung sekolah.

“Kami menilai Indonesia masuk kondisi darurat gedung sekolah rusak karena dalam waktu yang tidak berselang lama sekolah-sekolah banyak yang ambruk dan meminta korban,” papar Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (21/11/2019).

Seperti diketahui, Rabu (20/11/2019)  gedung aula Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) Miri, Sragen, Jawa Tengah, ambruk disapu hujan badai. Sebanyak 22 siswa yang sedang berteduh di bawahnya luka-luka dan patah tulang ketimpa atap gedung. Hingga kini 17 siswa masih menjalani perawatan di rumah sakit.

Dua minggu sebelumnya, atap sekolah dasar negeri (SDN) Gentong di Pasuruan, Jawa Timur juga ambruk. Akibatnya satu siswa, satu guru meninggal dunia serta belasan siswa mengalami luka-luka.

Kejadian kebakaran juga melanda SMK Yadika 6 Bekasi beberapa hari lalu. Diduga peristiwa yang menyebabkan 14 siswa patah tulang akibat lompat dari ketinggian untuk menghindari api tersebut dipicu konsleting listrik di laboratorium computer.

Kembali pada penjelasan Syaiful, berdasarkan informasi dari lapangan yang diterimanya, aula SMKN Giri Sragen termasuk bangunan baru. Aula itu dibangun pada 2015. Gedung SDN Gentong Pasuruan pun termasuk gedung  yang baru dibangun pada 2016. Namun kenyataannya, bangunan-bangunan itu terkesan rapuh sehingga mudah ambruk dan memakan banyak korban.

“Kami mempertanyakan bagaimana proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan gedung-gedung sekolah yang dibangun dengan uang rakyat tapi hasilnya justru membahayakan peserta belajar-mengajar,” ungkapnya.

Oleh sebab itu, Syaiful mendesak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim  untuk mennyensus gedung sekolah terkait kualitas dan keamanan bangunan. Jangan sampai peristiwa ambruknya bangunan sekolah terjadi lagi. Apalagi saat ini akan masuki musim penghujan yang biasanya diikuti ancaman bencana tanah longsor, banjir, hingga angin puting beliung.

Menurut Syaiful, kondisi darurat gedung sekolah di Indonesia juga tidak terlepas dari fakta bahwa saat ini ada sekitar 283.000 ruang sekolah kondisi rusak. Sebanyak 74.000 ruang kelas rusak total, 78.000 ruang kelas rusak berat, dan sisanya rusak sedang.

Akan tetapi di sisi lain, kemampuan pemerintah dalam melakukan renovasi bangunan sekolah yang rusak tersebut hanya sampai pada batas 25.000 per tahun.

“Jadi perlu waktu sekitar 5-10 tahun lagi perbaikan ruang sekolah yang rusak berat tersebut jika proses perbaikan dilakukan secara normal,” jelasnya.

Menurut Syaiful kondisi semacam ini tidak bisa dibiarkan. Menurutnya jika pemerintah bercita-cita ingin membenahi sumber daya manusia (SDM), pemerintah harusnya memberikan investasi besar di bidang pendidikan.

“Jika perlu dalam jangka pendek ini kerahkan semua sumber daya untuk memperbaiki 152.000 ruang sekolah yang rusak berat dan rusak total itu,” pungkas politikus PKB ini. [sgh]

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com