Indopolitika.com – Ketua Dewan Pembina Pusat Partai Golongan Karya, Indra J. Piliang, mengatakan partainya siap berkoalisi untuk kubu koalisi besar dan koalisi ramping. Berdasarkan hasil rekapitulasi internal partai, Golkar mendapatkan jatah 90 kursi di parlemen.
“Kalau dengan jumlah kursi itu dengan satu partai pun Golkar bisa maju dalam pemilu presiden karena syaratnya kan 112 kursi. Tapi soal siapa calonnya, kita bicarakan dengan partai lain,” kata Indra, Kamis, 8 Mei 2014.
Indra mengatakan strategi untuk membangun koalisi ramping sangat mungkin dilakukan oleh partai berlambang beringin itu bila maju dalam bursa pemilihan presiden. Kalau tidak bisa menang di satu putaran, kata Indra, partainya akan berhitung untuk menang di dua putaran.
Saat ini Partai Golkar membangun komunikasi intensif untuk berkoalisi dengan Gerindra, PKS dan PAN.
“Kalau dengan PDI Perjuangan, kami sudah bilang ke Jokowi kalau Golkar siap berkoalisi di parlemen. Jadi, ada koalisi untuk pemerintahan dan koalisi untuk parlemen,” ujar Indra.
Berdasarkan hasi perhitungan survei sementara, jarak elektabilitas Prabowo yang juga didukung Golkar dengan Jokowi hanya 15 persen. Angka itu, menurut dia, bisa berubah dalam kurun dua bulan ke depan. Bisa jadi, kata dia, elektabilitas Prabowo akan lebih tinggi ketimbang Jokowi.
Setelah penetapan hasil rekapitulasi suara, Golkar akan menggelar rapat pimpinan nasional untuk menentukan posisi Aburizal Bakrie dalam bursa pemilihan calon presiden.
Hasil rekapitulasi data sementara dari Tim Tempo dari total 510 kursi di parlemen, Gerindra memperoleh 66 kursi. Partai lain berturut-turut dengan perolehan paling tinggi adalah PDIP 98 kursi, Golkar 81 kursi, Demokrat 59 kursi, PAN 45 kursi, PKS 40 kursi, PKB 39 kursi, PPP 39 kursi, Nasdem 29 kursi, dan Hanura 13 kursi. (Ind/kps)