Indopolitika.com – Peringatan Hari Buruh Internasional menjadi ajang untuk mengingat perjuangan kaum buruh. Peranan mereka sangat vital sebagai salah satu pelaku utama pembangunan. Namun, hingga kini perjuangan buruh belum final. Masih terdapat kebijakan yang dinilai tidak memihak nasib buruh.
“Kebijakan outsouching, jaminan keamanan dan keselamatan kerja, serta kesejahteraan itu masih jadi persoalan,” kata aktivis buruh Ahmad Tabri dalam sebua diskusi di Kota Tangerang, Kamis (01/05).
Karena itu, bersamaan dengan momentum pemilu presiden 2014, ia mengajak para buruh menyuarakan aspirasinya secara lantang. Ia meminta kaum buruh tidak segan menolak capres yang tak punya visi kesejahteraan.
“Jangan terpesona dengan pencitraan. Kita mesti lihat komitmen mereka, lihat juga visi misinya,” ujarnya.
Terkait visi-misi, lanjut Tabri, capres yang paling sering menyinggung kesejahteraan buruh baru Aburizal Bakrie. Ini dapat dilihat bak dari perhatiannya pada nasib buruh maupun visi misi negara kesejahteraannya.
“Saya sudah baca. Memang pro rakyat. Meski di situ secara khusus belum disinggung soal kebijakan buruh ke depan,” tukasnya.
Sementara itu, Afifuddin yang berprofesi sebagai buruh di sebuah perusahaan industry Kota Tangerang mengatakan, ARB (sapaan lain Aburizal Bakrie) kerp berdialog denga para buruh. Bahkan si suatu ketika, ARB menyebut profesi buruh sebagai pahlawan.
“Tidak hanya buruh, petani dan nelayan juga disebut pahlawan nasional. Saya terharu,” tuturnya.
Ia berharap ARB lebih luwes lagi menyuarakan nasib kaum buruh. Rencana kebijakannya juga terus disosialisasikan sehingga para buruh yang lain bisa mendengar langsung.
“Lebih sering menyapa dan mengunjungi kami selaku buruh. Termasuk di daerh lain, biar dengar juga,” tandas Afifudin.
(mhl/ind/pol)
Tinggalkan Balasan