INDOPOLITIKA – Rencana pembangunan ekosistem baterai kendaraan listrik (EV) oleh perusahaan asal Korea Selatan, LG, resmi dibatalkan. Konsorsium yang dipimpin LG menarik investasi senilai US$ 7,7 miliar atau sekitar Rp 128,84 triliun (dengan asumsi kurs Rp 16.856 per dolar AS) dari Indonesia.
Proyek besar yang telah dirancang sejak 2019 ini sebenarnya bertujuan menciptakan rantai pasok baterai EV secara terintegrasi. Konsorsium tersebut melibatkan sejumlah perusahaan besar seperti LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp, serta beberapa badan usaha milik negara (BUMN) Indonesia.
Targetnya adalah mencakup seluruh tahapan produksi, mulai dari penyediaan bahan baku hingga pembuatan prekursor, bahan katoda, dan sel baterai.
Namun, seperti dilaporkan Yonhap News Agency, konsorsium memutuskan mundur dari proyek setelah melakukan konsultasi dengan pemerintah Indonesia.
Keputusan ini diambil menyusul adanya potensi perubahan pada lanskap industri global, yang menyebabkan penurunan permintaan kendaraan listrik secara sementara.
“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar dan iklim investasi saat ini, kami memutuskan untuk menghentikan keterlibatan kami dalam proyek tersebut,” ujar perwakilan LG Energy Solution seperti dikutip dari Yonhap, Senin (21/4/2025).
Meski demikian, LG menegaskan bahwa mereka masih berkomitmen untuk melanjutkan proyek EV yang telah berjalan di Indonesia. Salah satunya adalah pabrik baterai hasil kerja sama antara LG dan Hyundai Motor Group melalui PT HLI Green Power yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat.
“Kami akan tetap menjalankan operasional bisnis yang telah ada, termasuk pabrik baterai Hyundai LG Indonesia Green Power, yang merupakan usaha patungan kami dengan Hyundai,” tambah pejabat tersebut.
Keputusan ini menjadi sorotan di tengah upaya pemerintah Indonesia mendorong pengembangan industri kendaraan listrik dan hilirisasi sumber daya mineral di dalam negeri.(Chk)
Tinggalkan Balasan