Penyelamatan imigran di Mediterania. (Foto: AFP)

New York: Sekitar 1500 imigran meninggal dunia sepanjang 2018 di perairan Mediterania, dengan rute antara Libya dengan Italia sebagai yang paling mematikan.

Spanyol, yang menjadi tujuan utama setelah Italia, telah menerima sekitar 21 ribu imigran tahun ini. Data terbaru disampaikan Organisasi Keimigrasian Internasional atau IOM, seperti dikutip dari Arab News, Sabtu 28 Juli 2018.

Secara keseluruhan, sekitar 55 ribu imigran telah mencapai pesisir Eropa sepanjang tahun ini. Angka tersebut dua kali lipat lebih besar pada periode sama tahun lalu.

Italia, yang telah menutup sejumlah pelabuhan untuk kapal penolong, telah menerima 18.130 imigran dari Libya tahun ini. Sementara sisa imigran lainnya dialihkan ke Yunani, Malta dan Siprus.

"Meski hanya sedikit yang tiba di Italia, kematian per kapita sebanyak 1.000 orang adalah titik tertinggi sejak krisis keimigrasian dimulai," kata juru bicara IOM Joel Millman.

IOM dan agensi pengungsian PBB, UNHCR, mengonfirmasi akan menggelar pertemuan di Jenewa pada Senin mendatang. Pertemuan akan mendiskusikan pendekatan kolektif agar penyelamatan imigran di laut dapat berjalan lebih baik.

Baik IOM maupun PBB menolak mengatakan negara-negara mana saja yang akan hadir dalam pertemuan tersebut.

Selasa lalu, Komisi Eropa mempresentasikan sebuah proposal "situs embarkasi regional" yang kemungkinan berlokasi di luar Uni Eropa. Situs itu akan digunakan untuk memproses imigran yang diselamatkan di laut.

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com