INDOPOLITIKA.COM – Hasil riset Ipsos Indonesia, konsumen Indonesia saat ini lebih menyukai metode pembayaran menggunakan digital payment saat berbelanja. Hal itu diungkap oleh Managing Director Ipsos Indonesia Soeprapto Tan.

“Sebanyak 25 persen responden menggunakan digital payment karena memberikan pengalaman yang menyenangkan dan sebanyak 26 persen karena merasa lebih aman,” ujarnya saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (15/1/2020).

Latar belakang adanya survei ini, sambung dia terkait adanya fenomena cashless society di Indonesia, dimana menurut data dari Bank Indonesia (BI) selama 2019 telah terjadi 4,7 juta jumlah transaksi cashless, dan 128 triliun volume transaksi cashless di Indonesia.

“Sehingga evolusi pembayaran sudah terjadi dengan pesatnya, tentunya ini dipengaruhi oleh kehadiran teknologi dan digitalisasi di Indonesia, yang mengubah kebiasaan masyarakat dalam menggunakan alat pembayaran, dari yang tunai menjadi nontunai,” jelasnya.

Tak hanya itu, survei ini juga telah dilakukan ke 1.000 responden yang bermukim di Jawa 66 persen, Sumatera 21 persen, Kalimantan 6 persen, Sulawesi 4 persen, Bali 4 persen dan Nusa Tenggara 1 persen.

“Ada tiga segmen motivasi masyarakat memilih alat pembayaran non-tunai, yakni konsumen yang tidak takut akan pembayaran non tunai (reassure), konsumen yang menikmati pembayaran non tunai dan memperkaya hidup (encourage), serta konsumen yang beranggapan bahwa pembayaran non tunai adalah hal baru yang mengikuti perkembangan zaman (inspire),” bebernya.

Lebih lanjut, Soeprapto juga mengatakan, penelitian ini turut mengungkap bahwa pola kebiasaan masyarakat dalam menggunakan kartu non tunai, menunjukkan bahwa jenis kartu yang paling sering digunakan dalam bertransaksi adalah e-money dan Flazz.

“Di mana sebanyak 47 persen konsumen hanya memiliki satu kartu, 30 persen memiliki dua kartu, dan 23 persen konsumen sisanya memiliki tiga atau lebih kartu non tunai tersebut,” ungkapnya.

Selain itu, sambung Soeprapto, riset juga menyebut bahwa penggunaan non tunai ini juga dimanfaatkan oleh masyarakat, untuk melakukan berbagai transaksi keuangan di banyak kesempatan pembayaran dan transaksi yang mereka lakukan sehari-hari.

“Seperti misalnya berbelanja online, membayar tagihan listrik, membayar makanan di restoran, membayar penggunaan alat transportasi, menonton bioskop, dan berbagai Iayanan perbankan digital,” pungkasnya. [rif]

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com