INDOPOLITIKA.COM- Aksi bom bunuh diri di Polrestabes Medan Rabu pagi diketahui menumpang ojek online. Indonesia Police Watch mencatat modus menumpang ojeg online (Ojol) untuk serangan bom bunuh diri merupakan modus baru.

Ketua Presidium IPW Neta S Pane menyatakan, Polri harus mengantisipasi berkembangnya modus-modus baru dalam setiap aksi teror.

“Penggunaan ojek online adalah modus baru dalam sistem serangan terorisme di Indonesia. Polri hrs mencermati hal ini dengan serius. Apakah korban adalah benar benar pelaku bom bunuh diri dalam serangan di Polrestabes Medan atau korban merupakan korban yg diperalat jaringan terorisme,” katanya Rabu siang.

Menurut dia, fenomena Ojol dipakai untuk melakukan serangan bom wajib dicermati. Polisi juga perlu menelusuri lebih jauh terkait fenomena itu. Bagi dia, tidak ada kata lain bahwa polri tidak boleh lengah untuk terus menerus meningkatkan deteksi dininya.

“Apalagi selama ini polri sangat agresif memburu para teroris dan para teroris menganggap jajaran polri adalah penghambat utama dari gerakan perjuangan mereka, sehingga jika polri lengah wajar kalangan teroris bermanuver mencari celah dengan modus modus baru,” katanya.

Lebih jauh, Neta menyarankan agar pos Kabareskrim segera diisi. Sehingga kerja-kerja di bidang reserse berjalan dengan baik. Termasuk upaya intelijen mendeteksi gerakan sel-sel jaringan teroris dan modus-modus yang terus berkembang.

“Terlepas dari semua itu Kapolri Idham Azis harus bisa bekerja cepat. Terutama dalam menetapkan Kabareskrim yang baru. Tujuannya agar Polri bisa konsolidasi, terutama untuk mencermati manuver kelompok terorisme,” katanya.[pit]

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com