INDOPOLITIKAPerdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji untuk menanggapi serangan dari pemberontak Houthi Yaman yang menghantam Bandara Internasional Ben Gurion, dan menambahkan bahwa Iran juga akan menghadapi konsekuensi dari serangan tersebut.

Sebuah rudal balistik yang diluncurkan oleh kelompok pemberontak Yaman yang bersekutu dengan Iran menghantam perimeter Bandara Internasional Ben Gurion pada Minggu, (4/5/2025) merusak sebuah jalan dan sebuah kendaraan dan menyebabkan lalu lintas udara terhenti, menurut foto-foto dan rekaman yang diverifikasi oleh Al Jazeera. 

Militer Israel mengkonfirmasi bahwa sistem pertahanannya gagal menembak jatuh proyektil tersebut pada hari Minggu pagi, meskipun ada beberapa upaya untuk mencegatnya, dan menambahkan bahwa investigasi sedang dilakukan. Delapan orang terluka, menurut paramedis.

Media Israel melaporkan bahwa sistem THAAD buatan Amerika Serikat yang canggih dan sistem pertahanan jarak jauh Arrow milik Israel gagal menjatuhkan rudal tersebut.

Menulis di media sosial, Netanyahu mengatakan bahwa serangan dari Houthi pada akhirnya “berasal dari Iran”.

“Israel akan merespons serangan Houthi terhadap bandara utama kami DAN, pada waktu dan tempat yang kami pilih, terhadap tuan teror Iran,” tulis Netanyahu. 

Tanggapan Iran  

Menanggapi ancaman Israel, Menteri Pertahanan Iran Aziz Nasirzadeh mengatakan bahwa Teheran akan menyerang balik jika AS atau Israel menyerang.

“Jika perang ini dipicu oleh AS atau rezim Zionis [Israel], Iran akan menargetkan kepentingan, pangkalan, dan pasukan mereka – di mana pun mereka berada dan kapan pun dianggap perlu,” kata Nasirzadeh kepada televisi pemerintah Iran.

Nasirzadeh juga mengatakan bahwa Houthi Yaman membuat keputusan sendiri ketika melakukan serangan. 

Kelompok pemberontak, yang telah melakukan serangan terhadap Israel sebagai bentuk perlawanan terhadap perang dan blokade Israel di Jalur Gaza, mengaku bertanggung jawab atas rudal yang diluncurkan ke bandara tersibuk di Israel tersebut. 

Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan di televisi, juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, memperingatkan maskapai-maskapai penerbangan bahwa bandara Ben Gurion “tidak lagi aman untuk penerbangan”.

Serangan tersebut menyebabkan penangguhan singkat penerbangan di bandara yang terletak di Israel tengah ini dengan beberapa penerbangan harus dialihkan. Semua pintu masuk ke bandara juga sempat ditutup sementara perjalanan kereta api menuju lokasi dihentikan.

Sejumlah maskapai besar, termasuk maskapai Jerman Lufthansa, maskapai Spanyol Air Europa, Air France, SWISS, Austrian Airlines, Brussels Airlines, Air India, dan Wizz Air dari Hungaria mengumumkan bahwa mereka membatalkan penerbangan pada hari Minggu, dan beberapa maskapai lainnya membatalkan penerbangan pada hari Senin dan Selasa. 

Israel berjanji untuk membalas dengan keras   

Sebelum unggahannya di media sosial, Netanyahu telah berjanji untuk membalas Houthi dan melanjutkan perang di Gaza.

Dalam sebuah pesan video dalam bahasa Ibrani, ia mengatakan bahwa Israel dan AS akan “bertindak melawan mereka lagi di masa depan” dan melakukannya dengan lebih dari satu serangan. Dia juga bersumpah “tidak akan ada Hamas” di Gaza.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, juga mengancam akan melakukan pembalasan yang keras. “Siapa pun yang menyerang kami, kami akan membalas tujuh kali lipat,” kata Katz, merujuk pada sebuah referensi dalam Taurat yang berkaitan dengan hukuman berat, atau keadilan ilahi.

Benny Gantz, pemimpin Partai Ketahanan Israel dan mantan anggota kabinet perang, mengatakan bahwa kesalahan atas serangan rudal yang dilakukan oleh kelompok yang beraliansi dengan Iran itu harus ditimpakan kepada Teheran. 

“Iran-lah yang menembakkan rudal balistik ke negara Israel, dan Iran harus bertanggung jawab,” ujarnya dalam sebuah unggahan di media sosial tanpa memberikan bukti.  

“Penembakan terhadap negara Israel pasti akan menimbulkan reaksi keras di Teheran”. (Red)

Sumber: Aljazeera

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com