INDOPOLITIKA – Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu pada Selasa (11/2/2025) menyampaikan bahwa gencatan senjata dengan Hamas akan diakhiri, jika Hamas tidak memulangkan sandera Israel pada Sabtu (15/2) tengah hari. 

“Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) akan melanjutkan pertempuran sengit hingga Hamas benar-benar dikalahkan,” ujar Netanyahu dalam sebuah video pernyataan, sembari menyatakan bahwa langkah itu telah disetujui secara bulat oleh para menteri dalam Kabinet yang dipimpinnya selama pertemuan empat jam yang diadakan sebelumnya pada hari yang sama. 

Pernyataan Netanyahu tersebut disampaikan sehari setelah Hamas mengumumkan bahwa penyerahan sandera yang sedianya dijadwalkan pada Sabtu akan ditunda hingga pemberitahuan lebih lanjut. 

Menyusul pernyataan Netanyahu, Hamas menuturkan bahwa pihaknya berkomitmen terhadap kesepakatan gencatan senjata itu selama Israel mematuhinya.

Israel “memikul tanggung jawab penuh atas segala komplikasi atau penundaan,” kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan. 

Keputusan Hamas untuk menunda pembebasan sandera yang sedianya dijadwalkan pada akhir pekan ini memicu Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengusulkan agar Israel membatalkan seluruh perjanjian tersebut dan “membiarkan segala kekacauan terjadi” kecuali “semua sandera” dipulangkan hingga Sabtu. 

Seluruh anggota kabinet Israel “menyambut baik tuntutan Presiden Trump,” ujar Netanyahu. 

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Selasa pagi menyerukan untuk “menghindari dimulainya kembali permusuhan di Gaza, yang akan menyebabkan tragedi besar, dengan cara apa pun.” 

“Kedua pihak harus sepenuhnya mematuhi komitmen mereka dalam kesepakatan gencatan senjata dan melanjutkan negosiasi serius tahap kedua di Doha,” ujar Guterres dalam platform media sosial X. (Red)

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com