Menteri Koordinator (Menko) bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) Wiranto mengemukakan, bahwa yang kita hadapi adalah aksi terorisme yang prosesnya tidak tiba-tiba ada aksi. Prosesnya panjang, dari ada proses rekruitmen, ada proses brainwashing, ada proses pelatihan, ada proses ajakan.

“Sehingga ada satu ujung dari proses itu, yaitu aksi-aksi yang dilaksanakan, terorisme,” kata Wiranto kepada wartawan usai mengikuti rapat terbatas, di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (22/5) sore.

Oleh karena itu, jelas Menko Polhukam, sebenarnya terorisme itu hidup di kalangan masyarakat, sumbernya juga masyarakat. Mereka hidup bersama-sama dengan masyarakat dalam seluruh aspek kehidupan.

Oleh karena, melihat kondisi seperti itu, menurut Wiranto, maka tentunya yang menghadapi adalah kita bersama. “Terorisme adalah musuh bersama, bukan musuh polisi, bukan musuh TNI saja, tapi musuh seluruh rakyat Indonesia,” ujarnya.

Menko Polhukam Wiranto mengingatkan, yang menjadi korban dari aksi terorisme juga rakyat, karena yang dilakukan adalah menakuti rakyat, mengancam rakyat, bahkan membunuh rakyat.

Oleh karena itu, Menko Polhukam menekankan, harus ada satu sinkronisasi, satu koordinasi di seluruh komponen bangsa ini menghadapi aksi terorisme bersama-sama.

Nah untuk itu di lingkungan Kemenko Polhukam, menurut Wiranto, telah ada satu tekad untuk mengkonsolidasikan seluruh kekuatan, mengkoordinasikan seluruh kekuatan, mensinkronkan kegiatan, dari semua kementerian/lembaga punya porsi masing-masing untuk bagaimana  mencoba menetralisir kegiatan terorisme dari mulai awal sampai ujung.

“Dari mulai kutub yang paling awal yaitu proses rekruitmen, kaderisasi, brainwash, sampai paling ujung yaitu aksi mereka. Nah itu yang kita bicarakan, kita sinkronkan sehingga kita mengharapkan kesadaran masyarakat bahwa kita harus menghadapi terorisme itu secara bersama-sama, secara menyeluruh,” terang Wiranto.

Yang penting, tegas Menko Polhukam, adalah bagaimana kita bisa mengamankan event-event nasional yang segera akan digelar pada tahun ini dan tahun depan. Ada Asian Games, ada pilkada serentak, kemudian ada juga perhelatan IMF di Bali. Kemudian juga nanti tahun depan ada pemilihan legislatif dan pemilihan presiden.

“Semuanya adalah event-event penting yang harus kita amankan bersama. Karena itu merupakan suatu proses demokrasi yang menjadi milik bangsa yang harus kita amankan bersama,” tegas Wiranto.

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com