Indopolitika.com – Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) tidak cemas jika Aburizal Bakrie (Ical) berkoalisi dengan Prabowo Subianto. Bahkan, ia sangat menghargai keputusan dua calon presiden itu jika bergabung menjadi satu. Namun ia juga yakin tetap akan terjadi politik yang santun.
“Bagus dong. Nggak, saya menghargai semua keputusan yang ada. Ya terserah yang punya partai dong,” katanya sembari tersenyum usai bertemu dengan 13 kedutaan besar negara Timur Tengah dalam Diplomatic Corps Gathering. Pertemuan dilakukan di Cafe Kunstkring Paleis, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (5/5).
Jokowi mengungkapkan, tidak ada langkah khusus untuk menandingi koalisi Partai Golkar dan Partai Gerindra. Karena ia optimis, walaupun dengan koalisi yang ramping tetap akan menang dalam pemilihan presiden (Pilpres) pada 9 Juli 2014.
“Kalau saya sih mengalir berjalan, saya gak berpikir terlalu keras. Santai saja. Orang kerja harus optimis. Ya terserah masyarakat, tapi saya percaya masyarakat sudah pinter, sudah mengerti, sudah cerdas,” tegasnya.
Mengenai adanya ancaman, jika dirinya menjadi presiden, Jokowi merasa biasa saja. Pasalnya, ia sudah pernah merasakan ancaman saat masih menjabat sebagai wali kota Solo dan gubernur DKI Jakarta. Oleh karena itu komunikasi politik antar partai yang menang dan kalah tetap harus begitu.
“38 persen partai besar juga pernah divoting, punya temen juga pernah divoting. Di sini 11 persen belum pernah divoting. Artinya tergantung komunikasi politik. Yang gede seperti yang sekarang. Setgab gede sekali 78 persenan. Kalau gede juga masalah kisruh juga,” ujarnya. (mdk/ind)