Indopolitika.com – Sejumlah kalangan menilai calon presiden (Capres) PDIP Joko Widodo alias Jokowi layak berpasangan dengan dengan cawapres dari unsur nonpartai, salah satunya Abraham Samad yang kini menjabat Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Peneliti Senior Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo mengatakan, duet Jokowi-Abraham ibarat oase di tengah merosotnya kepercayaan publik terhadap figur calon pendamping dari unsur parpol. Pasangan Jokowi-Abraham bahkan bisa menjadi lompatan politik. Pasalnya keduanya masih masuk dalam kategori tokoh muda yang punya kemampuan memimpin.
“Mereka pasangan yang progresif dan sama-sama memiliki rekam jejak yang baik. Keduanya juga bisa menjadi harapan publik untuk memperbaiki kebobrokan sistem pemerintahan saat ini,” kata Karyono di Jakarta, kemarin.
Selain aspek ideal, lanjut dia, pasangan capres-cawapres juga harus memiliki kemampuan mengendalikan atau melobi parpol agar terjadi stabilitas pemerintahan. Di sinilah salah kemampuan pasangan Jokowi-Abraham bisa bersinergi. Apalagi dengan pengalaman Abraham sebagai Ketua KPK tentu bisa menjadikan pemerintahan nantinya paling tidak lebih baik dari era sebelumnya.
Pakar Komunikasi Politik Universitas Mercu Buana Heri Budianto berpandangan Abraham Samad memiliki modal sebagai figur yang kuat untuk terjun dalam bursa pilpres. Bahkan dia menilai, Abraham juga merupakan tokoh yang memiliki integritas dan komitmen dalam memerangi tindak pidana korupsi dan perilaku korup yang sudah demikian menjalar di lembaga eksekutif dan legislatif. Menurutnya, tidak mengherankan bila masyarakat kemudian menggadang-gadangkan Abraham sebagai pendamping Jokowi.
“Keduanya merupakan tokoh yang saat ini dipercaya masyarakat sebagai pemimpin. Abraham pun telah terbukti komitmennya dalam memberantas korupsi, jadi tak heran banyak yang menginginkannya maju sebagai pendamping Jokowi,” ungkap Heri.
Dia melanjutkan, meski kurang menarik perhatian sejumlah parpol, Abraham pernah ditempatkan dan masuk radar PPP sebagai salah satu nama yang berpeluang menghiasi jalannya pesta demokrasi. Meski kemunculan nama Abraham di partai tersebut teranulir akibat konflik internal, tapi nama Abraham pernah dilirik sebagai salah satu alternatif. Di sisi lain, Abraham tidak hanya memiliki keunggulan dalam integritas. Dalam bursa calon wapres, Abraham dianggap menjadi solusi dari minimnya figur parpol yang bermunculan.
“Abraham itu mewakili harapan masyarakat yang mulai tidak lagi bersimpati terhadap figur parpol,” ucapnya.
Tinggalkan Balasan