INDOPOLITIKA.COM – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan pentingnya menekan impor minyak dan gas (migas), dan berjanji akan menggigit kepada yang menghalangi upaya menekan impor migas.

Hal tersebut disampaikan Presiden Jokowi saat membahas neraca perdagangan dan upaya pemerintah menggenjot ekspor dan menekan impor, dalam ajang Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (28/11/2019) malam.

“Kita tahu yang banyak kita ekspor adalah bahan-bahan mentah, raw material, seperti timah, nikel, bauksit, batubara. Padahal ini kalau diolah dalam turunan menjadi barang setengah jadi akan meningkatkan nilai tambah yang luar biasa,” kata Presiden.

Jokowi mengaku heran soal produk kelapa sawit Indonesia justru lebih banyak diekspor ke luar negeri. Padahal, komoditas tersebut bisa dimanfaatkan untuk memberikan nilai tambah bagi perekonomian di dalam negeri, dengan hilirisasi.

“Kenapa lama tidak kita lakukan? Karena kita senang impor. Ada yang senang impor dan tidak mau diganggu impornya, baik yang minyak, baik yang LPG. Ini yang mau saya ganggu.”

Presiden mengatakan pemerintah menjalankan program sangat penting untuk menekan impor migas, salah satunya pencampuran biodiesel sebanyak 20% (B-20), dan akan dilanjutkan ke B-30 tahun depan, lalu B-50.

Jokowi lantas menyinggung ada sejumlah pihak yang justru ‘doyan’ mengimpor minyak. Ia menegaskan bahwa tidak akan segan-segan memberikan hukuman terhadap pihak yang dimaksud.

“Saya tahu yang impor siapa sekarang. Dan saya sudah sampaikan kalau mengganggu acara B-20, acara B-30, hati-hati pasti akan saya gigit orang itu,” ujar Presiden dengan nada bercanda. [rif]

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com