Calon Presiden Joko Widodo ditanya oleh seorang anggota legislatif perempuan soal utang luar negeri Indonesia. Momen itu terjadi dalam acara pertemuan antara Jokowi dengan 1.000-an caleg perempuan di salah satu hotel di Tangerang, Banten, Minggu (4/11/2018).

Di penghujung pidatonya, Jokowi mempersilahkan para caleg perempuan untuk bertanya mengenai apapun.

Salah seorang peserta mengacungkan tangan dan meraih mikrofon. “Pak, di grup (Whatsapp) SMA saya ada yang bilang bahwa di pemerintahan Bapak, utang kita itu semakin besar,” kata caleg perempuan itu.

Jokowi menjawab, ketika dirinya dilantik menjabat Presiden ke-7 RI, kondisi utang Indonesia sudah sebesar Rp 2.700 triliun dengan bunga Rp 250 triliun per tahun. “Artinya, dalam empat tahun apabila kita enggak utang saja, sudah nambah Rp 1.000 triliun. Ya ditambahkan saja jadi berapa,” ujar Jokowi.

Namun, menurut Jokowi, hal yang terpenting dari utang luar negeri adalah mengenai efektivitas penggunaannya. Utang harus lebih banyak dialokasikan untuk sektor produktif. Misalnya, untuk pembangunan jalan tol, pelabuhan, bandar udara dan sebagainya. “Misalnya bangun pelabuhan, airport, jalan tol, itu kan ada income-nya semua. Jadi utang bukan untuk sektor konsumtif. Karena tanpa membangun infrastruktur, kita akan sulit memenangkan kompetisi dengan baik,” ujar Jokowi. (kps/ind)

Cek berita dan artikel menarik lainnya di Google News Indopolitika.com